Menurut Hairudin, Sekretaris RW 07, pengurus RW bersama warga dan taruna siaga bencana (tagana) sejak pagi sudah melakukan pembersihan. Dia berharap agar mobil pengangkut sampah segera tersedia.
"Kalau bisa, mobil sampah dipercepat," harapnya, saat ditemui Kompas.com, Senin (27/1/2014).
Ketebalan lumpur yang mengendap di rumah warga mencapai 30 sentimeter atau setinggi betis orang dewasa. "Lumpurnya banyak sekali karena rumah warga tergenangnya juga dalam," ucapnya.
Soal sampah, menurutnya, kesadaran warga terhadap hal ini masih sangat minim.
"Warga masih buang sampah sembarangan. Misalnya yang jalanan atau rumahnya sudah bersih, lalu dibuangi sampah kembali," tuturnya.
Warga juga membutuhkan MCK keliling. "Dari pertama banjir, MCK nggak ada. Warga yang ingin buang air kecil biasanya menumpang di rumah warga atau toilet di gedung tempat pengungsian," katanya.
Hairudin mengatakan, perumahan warga di RW 07 kebanjiran hampir selama dua minggu. Ketinggiannya bervariasi, bisa sekitar 6 meter, bahkan mencapai lantai dua rumah warga.
Di RW 07, hanya ada satu dari 16 RT yang ada tidak terkena banjir, yakni RT 05. Adapun wilayah terparah di RT 06.
Saat ini, meski terbilang surut, banjir masih menggenangi sebagian wilayah RT 06 dan RT 09, kira-kira setinggi 60 sentimeter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.