Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Harga Saya bukan Rp 100 Miliar, melainkan Seharga Nyawa...

Kompas.com - 06/03/2014, 14:36 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengingatkan kepada para pengusaha agar tidak mencoba-coba menyuap dirinya, juga Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Menurutnya, harga mereka bukan Rp 100 miliar, melainkan seharga nyawa.

Basuki menjelaskan, ia pernah mendengar cerita dari seorang temannya yang merupakan seorang pengusaha besar. Ia mengaku, temannya itu selalu memegang prinsip "semua orang ada harganya".

"Semua orang memang ada harganya. Kalau dia tidak mau Rp 1 miliar, mungkin Rp 10 miliar, mungkin Rp 100 miliar. Tetapi, Bapak Ibu juga harus sadar, suatu hari akan ada pejabat yang mengatakan, harganya adalah nyawanya. Apakah Bapak Ibu sanggup untuk menyuapnya?" kata Basuki.

Hal itu dikatakannya saat menyampaikan sambutan dalam acara pengukuhan pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta periode 2013- 2018, di Balai Agung, Balaikota Jakarta, Kamis (6/3/2014).

Di hadapan para anggota Kadin itu, Basuki menyarankan agar prinsip tersebut tidak menjadi pedoman seorang pengusaha, apalagi demi tujuan menyuap birokrat.

"Itu yang saat ini sedang saya lakukan bersama Pak Gubernur. Semua orang ada harganya, harga saya adalah nyawa saya," katanya lagi.

Basuki menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang berupaya menghilangkan praktik gratifikasi dan penyuapan. Karena itu, ia mengharapkan kepada segenap warga masyarakat untuk bisa melaporkan langsung jika melihat praktik gratifikasi dan penyuapan.

Pemprov DKI juga telah menggandeng KPK untuk mencegah adanya pemberian gratifikasi kepada pegawai di lingkungan Pemprov DKI. Dia juga berharap agar para pengusaha mulai membudayakan untuk tidak menyuap.

"Kami akan berusaha setransparan mungkin. Jika ada oknum-oknum, bisa dilaporkan ke saya langsung atau ke Pak Gubernur (Jokowi)," kata pria yang akrab disapa Ahok itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com