JAKARTA, KOMPAS.com — 
Kapal-kapal penumpang rute Muara Angke-Kepulauan Seribu kewalahan melayani penumpang. Jumlah wisatawan yang akan menyeberang ke pulau-pulau tujuan wisata melonjak sejak Sabtu (29/3).

”Pada Sabtu saja ada sekitar 5.000 orang yang menyeberang ke Kepulauan Seribu, kemudian lebih dari 6.000 orang pada Minggu. Hari ini, mereka kembali ke Jakarta,” kata M Subur, agen kapal penumpang sekaligus pelaku wisata Pulau Tidung, Senin (31/3/2014).

Menurut Subur, calon wisatawan tidak tertampung oleh kapal yang dioperasikan Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Sejumlah wisatawan menyasar kapal-kapal penumpang milik swasta yang bersandar di dermaga Pelabuhan Muara Angke, sebagian naik kapal ojek yang bersandar di sekitar Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke.

Menurut Subur, kapasitas kapal penumpang yang melayani rute Muara Angke-Kepulauan Seribu terbatas. Pada saat musim liburan, sejumlah wisatawan memanfaatkan kapal ojek yang lebih pelan atau kapal penumpang milik swasta yang harga tiketnya lebih mahal.

Alex (32), warga Cengkareng, Jakarta Barat, mengatakan, dirinya beberapa kali tak terangkut Kapal Kerapu milik Dinas Perhubungan DKI Jakarta. ”Kapasitas angkut hanya 25 orang. Jadi, terpaksa naik kapal ojek,” ujarnya.

Harga tiket dan asuransi kapal milik pemerintah untuk sekali jalan tujuan Pulau Untung Jawa, Pari, dan Lancang Rp 42.000 per orang, sementara tujuan Pulau Tidung, Payung, Kelapa, dan Pramuka Rp 52.000 per orang. Perjalanan berkisar 1-3 jam tergantung jarak tempuh.

Perjalanan dengan kapal ojek 1-2 jam lebih lama dibandingkan dengan kapal Dinas Perhubungan DKI. Namun, harga tiket berkisar Rp 30.000-Rp 35.000 per orang. Tiket kapal milik swasta dijual bervariasi mulai dari Rp 80.000 orang dengan waktu tempuh 1-3 jam perjalanan.

Kepala Pelabuhan Muara Angke Sutrisna mengatakan, kapal yang beroperasi dipenuhi penumpang selama liburan. Oleh karena itu, pihaknya tidak menerima pemesanan tiket. Hanya penumpang yang datang awal yang diprioritaskan berangkat.

Petugas penjaga tiket mengarahkan calon penumpang ke dermaga kapal swasta. Mereka juga diberi alternatif ke kapal ojek yang jumlahnya lebih banyak.

Sutrisna menambahkan, kapal berangkat setiap pukul 08.30. Ada dua kapal dengan kapasitas total 50 penumpang. Oleh karena itu, jumlahnya tidak mampu melayani penumpang pada saat musim liburan.

Selain kapasitas yang terbatas, kapal penumpang tujuan Kepulauan Seribu sering terganggu kondisi cuaca. Angin kencang dan gelombang tinggi sering memaksa operator menghentikan operasi kapal.

Sejumlah pulau di gugusan pulau Kepulauan Seribu berkembang menjadi tujuan wisata beberapa tahun terakhir. Obyek-obyek wisata antara lain di Pulau Bidadari, Tidung, Ayer, Kotok, Putri, dan Pari. Selain pemandangan pantai dan laut, sejumlah pengelola menawarkan paket keliling perkampungan dengan sepeda, menyelam di perairan dangkal (snorkling), serta menjelajah perairan tepi dengan sampan atau kapal cepat. (MKN)