Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang KRL Bekasi: "Yes", Demonya Berhasil!

Kompas.com - 21/04/2014, 10:10 WIB
Jessi Carina

Penulis


BEKASI, KOMPAS.com — Penumpang KRL Commuter Line dari Stasiun Bekasi senang karena aksi demo yang mereka lakukan pada Kamis (17/4/2014) berhasil. Kereta yang biasa mereka tumpangi tidak lagi mengalami keterlambatan.

"Yes, demonya berhasil," ucap Ria secara spontan, ketika dirinya melihat kereta yang biasa ia tumpangi datang tepat waktu pada Senin (21/4/2014).

Ria berharap kinerja KRL yang baik saat ini tidak bertahan dalam waktu hitungan minggu saja. Menurut dia, kinerja KRL harus semakin baik demi penumpang.

Kepala Stasiun Bekasi Dedi Kristanto mengaku sudah melakukan upaya perbaikan kinerja sejak Jumat lalu. Menurut dia, kereta saat ini sudah tidak lagi mengalami keterlambatan karena diberangkatkan langsung dari Stasiun Bekasi. Padahal sebelumnya, kereta itu didatangkan dulu dari Stasiun Kota menuju Stasiun Bekasi.

"Kalau kemarin kan kereta jadwal 07.15 itu berangkat dari Stasiun Kota ya 07.15. Begitu sampai Bekasi, sudah penuh dengan penumpang yang naik dari Cikini dan Kranji. Mereka biasanya sengaja naik yang arah Bekasi dulu supaya dapat duduk. Sekarang beda. Sekarang 07.15, kereta sudah stand by di Stasiun Bekasi langsung dari depo. Kereta masuk pun dalam keadaan kosong. Nanti 07.30, datang lagi kereta," ujar Dedi ketika ditemui Kompas.com di Stasiun Bekasi.

Direktur Operasional PT KAI Edi Suryanto, yang ketika aksi demo mengatakan akan mendatangi Stasiun Bekasi untuk membenahi kinerja KRL, tidak terlihat. Menurut Dedi, Edi justru menangani langsung masalah keterlambatan ini dengan mengatur jadwal kereta dari pusat.

"Justru jika dia setiap hari ada di sini, tidak akan berdampak besar. Dia justru bertanggung jawab dengan mengatur langsung jadwal kereta," ujar Dedi.

Mengenai tuntutan yang diberikan penumpang KRL pada demo lalu, Dedi mengatakan bahwa pihaknya sudah berupaya sebaik mungkin. Ancaman penumpang yang menyatakan akan melakukan demo besar-besaran bila tuntutannya tidak dipenuhi dalam waktu tiga hari, menurutnya, tidak perlu dilakukan.

"Jangan demolah, kalau demo kan yang rugi kita semua," ujarnya.

Saat demo besar-besaran, penumpang yang menduduki rel di Stasiun Bekasi menuntut tiga hal. Pertama, meminta PT KCJ untuk memperbaiki jadwal KRL Commuter Line dan fasilitas lain. Kedua, mereka meminta PT KAI untuk memprioritaskan jadwal perjalanan KRL Bekasi-Jakarta terhadap kereta luar kota. Ketiga, mereka meminta tuntutan itu dilaksanakan dalam kurun waktu 3 hari setelah surat dibuat.

Apabila tuntutan tersebut tidak dilaksanakan dalam waktu 3 hari, penumpang KRL berjanji akan melakukan demo serentak dan lebih besar dari hari tersebut. Mereka juga menuntut Dirut PT KAI dan KCJ untuk turun dari jabatan.

Terakhir, mereka mengancam melakukan gugatan ke Ombudsman tentang pelayanan publik dengan meminta pergantian materiil dan imateriil kepada penumpang. Gugatan tersebut mengacu pada UU No 25 Tahun 2009 Pasal 50 Ayat 8.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com