Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Rakyat Keliling, Hiburan Warga Pinggiran

Kompas.com - 07/05/2014, 11:52 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Alunan musik lagu pop anak-anak mengiringi setiap putaran komedi putar dan kereta-keretaan. Beberapa anak lainnya saling melempar bola di kolam mandi bola. Para orangtua pun dengan setia menunggu sang anak bermain di pasar rakyat tersebut.

Berbagai wahana permainan seperti mandi bola, komedi putar, istana balon, perahu ombak menyerupai taman hiburan di berbagai tempat wisata. Untuk menikmati wahana tersebut pun para orangtua tidak perlu mengeluarkan uang hingga ratusan ribu rupiah.

Cukup dengan merogoh saku Rp 3.000 hingga Rp 5.000 mereka sudah bisa sedikit mengobati keinginan anak mereka bermain di taman bermain anak seperti di Dufan atau Disneyland.

Seperti Nurhayati (24) yang menemani putranya Rofiq (4) bermain komedi putar. Perempuan yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh tersebut belum bisa mengajak anaknya bermain ke Dufan.

Oleh karena itu setiap sore ia mengajak ke pasar rakyat keliling di lapangan bola Perumahan Airud, Cilincing, Jakarta Utara yang baru dibuka selama 10 hari.

"Iya, kebetulan ada pasar rakyat kayak gini jadi anaknya seneng bisa main kayak di Ancol," ujar Nurhayati kepada Kompas.com, Selasa (6/5/2014) sore.

Ia mengungkapkan sangat terbantu adanya hiburan untuk masyarakat pinggiran kota seperti pasar rakyat. Menurutnya kehidupan yang serba pas-pasan membuat dia berulang kali untuk mengajak anaknya ke tempat wisata yang menyediakan taman bermain.

Hal senada juga diungkapkan Darni (38). Ibu lima anak itu memilih mengajak anaknya bermain di pasar rakyat keliling tersebut. Perempuan yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga itu beralasan, pasar rakyat keliling itu dekat dengan rumahnya di perumahan Airud.

"Seneng juga ada begini (pasar rakyat keliling) enggak perlu keluar ongkos, cukup jalan kaki saja," ucap Darni.

Sementara itu Budi (52) pemilik usaha pasar rakyat keliling tersebut sudah 17 tahun berkecimpung dalam usaha tersebut. Selama belasan tahun tersebut pria asal Sidoarjo, Jawa Timur tersebut berkeliling Jakarta hingga ke Merak, Banten, dengan pasar rakyat kelilingnya tersebut.

Awal mula ia menggeluti pasar rakyat keliling adalah dengan ikut dengan saudaranya yang juga memiliki usaha yang sama. Baru 7 tahun belakangan ini dia memulai usaha dengan berdiri sendiri.

Ia mengungkapkan animo masyarakat kota pinggiran dengan pasar rakyat keliling ini masih tinggi. Buktinya, kata dia, baru 10 hari membuka pasar rakyat di Perumahan Airud, Cilincing ia sudah bisa menutup uang sewa lahan sebesar Rp 4 juta untuk sewa selama sebulan.

"Lumayan kalau untuk di pinggiran kota masih banyak pengunjungnya, " ujarnya.

Ia menjelaskan pasar rakyat keliling tersebut ia buka sejak pukul 16.00 hingga pukul 22.00. Adapun karcis masuk setiap wahana masih terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah yaitu sebesar Rp 3.000 untuk permainan komedi putar kereta-keretaan, mobil heli dan mandi bola, sedangkan Rp 5.000 untuk wahana seperti perahu ombak.

Meskipun tidak seperti pasar malam ataupun di tempat wisata yang memiliki wahana permainan lebih banyak, pasar rakyat keliling ini sedikit memberi hiburan warga yang tinggal di pinggiran kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com