"Memang seperti yang disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI, Pak Basuki, kalau tidak ada Pak Jokowi seperti es krim tidak ada rotinya. Karena tanpa Pak Jokowi, tidak ramai acaranya," kata Bambang, saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Selasa (24/6/2014).
Menurut dia, ramai atau tidaknya sebuah acara adalah relatif sebab setiap acara yang diselenggarakan memiliki keunikannya tersendiri. Misalnya, pada penyelenggaraan Jakarta Night Festival (JNF) 2013 lalu, ada pemotongan tumpeng raksasa dan aksi Jokowi serta Basuki yang turun berkeliling Monas-Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Sementara itu, keunikan JNF tahun ini adalah Basuki yang menggunakan sepeda dari Balaikota menuju Monas dan program CSR oleh Philips. Program itu diimplementasikan dalam bentuk penerangan di kawasan Monas dan Bundaran HI.
Banyak pihak yang mengatakan bahwa ulang tahun Jakarta 2014 ini tidak semeriah tahun lalu. Pada JNF 2014, jalan sepanjang Monas hingga Bundaran HI pun tampak lengang.
Sembilan panggung hiburan yang tersebar itu tampak kurang peminat. Basuki pun tidak berjalan hingga Bundaran HI dan membaur dengan warga Jakarta. Basuki lebih memilih untuk membuka acara di Monas dan kembali ke kediamannya, di Pluit, Jakarta Utara.
Menurut Bambang, warga Jakarta kurang berminat datang ke JNF karena pada siang hari hujan deras. "Pas itu, siang harinya kan hujan deras, jam 16.00 sore reda dan malam harinya cerah. Melihat itu masyarakat yang jauh, ragu untuk datang," ujar Asisten Sekda Bidang Kesejahteraan Masyarakat DKI itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.