Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Harta Kekayaan Ahok?

Kompas.com - 08/07/2014, 08:09 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama merupakan pejabat yang tergolong aktif melaporkan harta kekayaannya. Ia bahkan telah melakukannya jauh sebelum menjalani karier politik di Jakarta, yakni tepatnya saat masih menjadi pejabat di daerah asalnya di Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung.

Hal tersebut berdasarkan penelusuran Kompas.com di laman resmi milik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Ahok mengawali karier politik sebagai anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur. Ia pertama kali melaporkan harta kekayaannya pada 10 April 2005, saat telah menjabat sebagai Bupati Belitung Timur. Saat itu, jumlah harta keseluruhan yang dimilikinya adalah sekitar Rp 8.327.278.368 dan 4.173 dollar AS.

Sumber kekayaan Ahok di antaranya berasal dari kepemilikan tanah dan bangunan yang jumlahnya mencapai Rp 754.753.500. Salah satunya berupa tanah dan bangunan seluas 200 meter persegi dan 272 meter persegi di Jakarta Utara, yang nilainya mencapai Rp 694.256.000.

Pada 11 Desember 2006, Ahok kembali melaporkan kekayaannya. Ada pertambahan jumlah kekayaan secara keseluruhan menjadi Rp 7.837.503.456, dan 4.173 dollar AS. Sumber kekayaan itu berasal dari kepemilikan tanah bangunan yang jumlahnya mencapai Rp 954.777.000 dan surat berharga sebesar Rp 5.030.000.000. 

Pada 30 November 2007, Ahok kembali melaporkan harta kekayaannya. Sesuai laporan tersebut, jumlah harta yang dimiliki mengalami sedikit penurunan menjadi Rp 7.718.015.429 dan 4.173 dollar AS. Saat itu, Ahok sudah tak lagi menjabat sebagai Bupati Belitung Timur, setelah mengundurkan diri karena pencalonannya sebagai calon gubernur pada Pilkada Bangka Belitung 2007.

Dua tahun berselang, tepatnya pada 30 November 2009, Ahok kembali melaporkan harta kekayaannya. Kali ini ia telah menyandang status sebagai anggota DPR RI. Namun, terjadi penurunan harta kekayaan dari sebelumnya. Sebab, harta kekayaannya menjadi sebesar Rp 6.328.676.627 tanpa kepemilikan mata uang dollar AS. Sumber kekayaan itu di antaranya berasal dari kepemilikan tanah dan bangunan sebesar Rp 2.563.328 dan surat berharga sebesar Rp 2.595.000.000.

Ahok kembali melaporkan harta kekayaannya pada 2012, yakni tepatnya pada 22 Maret 2012. Berdasarkan pelaporan tersebut, jumlah total kekayaan yang dimiliki melonjak drastis menjadi Rp 12.458.296.063 dan 5.030 dollar AS. Adapun sumbernya di antaranya berasal dari kepemilikan harta dan bangunan sebesar Rp 9.213.076.000 dan surat berharga senilai Rp 2.595.000.000.

Tanah dan bangunan milik Ahok berada di wilayah Jakarta Utara dan tersebar di beberapa titik di Belitung Timur. Adapun seluruh harta yang dimiliki bersumber dari milik sendiri, warisan, dan hibah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com