Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi: Poltracking Dapat Telepon Gelap sejak Jumat Malam

Kompas.com - 11/07/2014, 16:47 WIB
Nadia Zahra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kantor lembaga survei Poltracking Institute, di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, mendapat teror berupa telepon dari orang tidak dikenal, Jumat (11/7/2014) dini hari.

Menurut penjaga kantor Poltracking, Atim, setidaknya ada 10 kali dering telepon sepanjang malam.

"Saya sendiri takut, jarang-jarang ada telepon masuk jam 1-an. Saya coba angkat, ternyata tidak ada suaranya. (Telepon) terus saja berdering sampai waktu sahur, sekitar jam setengah empat, sampai nggak sahur gara-gara takut. Terakhir sekitar jam 8 pagi, dan baru berhenti," tutur Atim (27), Jumat.

Atim mengaku, semalam dia menjaga keamanan kantor seorang diri. Baru pada sekitar pukul 02.00 dini hari, dia memberanikan diri untuk melihat keadaan luar kantor. Dia mengaku melihat dua orang berdiri di seberang kantor dengan sikap seperti menelepon.

"Saya nggak bisa lihat mukanya karena memang gelap juga. Terus saya cuma duduk ketakutan di ruang lobi kantor saja. Pada saat itu, siskamling memang ada, tapi nggak lewat. Saya juga nggak berani telepon karyawan kantor lainnya, takutnya mencelakakan saya," ujar Atim.

Kesaksian dari Atim dibenarkan oleh Manajer Humas dan Program Poltracking Institute Agung Baskoro.

"Setelah itu, tadi pagi sekitar pukul 10.30, ada tiga orang yang mengaku intelijen polisi yang mengatakan bahwa kantor kami ini sedang diteror. Mengenai oknum mana, motif, dan tujuannya saya tidak tahu. Mungkin bisa dikonfirmasikan ke Polsek Setiabudi ya," ungkap Agung di kantornya.

Agung mengaku tidak tahu apakah telepon-telepon dini hari itu ada hubungannya dengan pembatalan kerja sama publikasi hasil rilis quick count Pemilihan Presiden 9 Juli lalu dengan salah satu stasiun televisi swasta.

"Saya sendiri tidak tahu ada keterkaitan atau apa. Peristiwa ini sangat menarik karena baru pertama kali terjadi. Sebelumnya, kami sering mengeluarkan hasil survei, quick count, tapi belum sampai kejadian teror seperti ini," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, lembaga survei Poltracking Institute batal menampilkan hasil quick count atau hitung cepat yang dilakukan lembaga tersebut di salah satu televisi swasta.

Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda mengaku memutuskan kerja sama dengan salah satu televisi swasta tersebut karena tidak sesuai dengan komitmen awal.

Baca juga:
- Ada Ancaman, Lembaga Survei yang Unggulkan Jokowi Dijaga Polisi
- Polisi: Penjagaan di Sekitar Kantor Lembaga Survei atas Permintaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Megapolitan
Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Megapolitan
'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

"Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

Megapolitan
Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Megapolitan
Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Megapolitan
Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Megapolitan
Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Megapolitan
Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Megapolitan
Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Megapolitan
Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Megapolitan
Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Megapolitan
Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Megapolitan
Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 2 Bakal Calon Wali Kota Bekasi, Salah Satunya Kader PDI-P

PSI Terima Pendaftaran 2 Bakal Calon Wali Kota Bekasi, Salah Satunya Kader PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com