Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Warga soal Parkir di Kolong Jembatan Grogol

Kompas.com - 13/08/2014, 20:03 WIB
Desy Hartini

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan parkir di kolong Jembatan Grogol, Jakarta Barat, ditanggapi dengan cara berbeda-beda. Ada warga yang setuju dengan alasan lebih praktis, namun tidak sedikit pula yang tidak setuju karena alasan keamanan.

Seorang pengunjung Mal Citraland, Ryan (32), mengaku lebih senang memarkir sepeda motornya di area parkir kolong jembatan. Menurutnya, hal itu lebih memudahkan dirinya lantaran tak harus memperlihatkan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) kepada petugas.

"Gak tahu kalau ditanya alasan. Udah biasa aja markir di sini. Kalau di mal tuh kan suka ribet, harus kasih STNK gitu. STNK gue kan ada di Cirebon," kata Ryan kepada Kompas.com usai memarkirkan motornya, Rabu (13/8/2014).

"Kalau di sini tuh tinggal parkir motor, bilang orangnya (pengelola) terus langsung pergi. Nanti pun datang tinggal langsung ambil aja motornya dan bayar tiga ribu biasanya," tambahnya.

Berbeda dengan mahasiswa Universitas Tarumanagara (Untar), Michael Marcellius (21), yang mengutamakan faktor keamanan dan kenyamanan saat memarkir kendaraannya.

"Untuk tarif parkir sih emang sama. Tapi kalau ditanya keamanan dan kenyamanannya jauh lebih baik di kampus. Selain itu, kalau parkir di situ (area parkir kolong jembatan) harus nyeberang dulu buat ke kampusnya," ujar dia.

Senada dengan Michael, Intan (23), memilih memarkir kendaraan di kampusnya, Universitas Trisakti.

"Hahaha... emang sempit sih tapi lebih aman aja. Apalagi gue suka pulang malam, takut kalau harus ambil motor di situ," katanya.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, memang puluhan motor dan beberapa mobil tengah diparkir susunan yang rapi. Ada pula beberapa orang yang berjaga di sekitarnya.

Pengelola area parkir itu Martoji (53), pun mengatakan banyak mahasiswa dan pekerja yang memarkirkan kendaraan di tempatnya.

Untuk tarif motor dipatok Rp 3.000, sementara mobil dikenakan tarif Rp 5.000 tanpa batasan waktu. Namun, ia mengklaim bahwa area parkir di bawah jembatan Grogol sudah diresmikan.

"Banyak yang bilang ini parkir liar, tapi ini sudah diresmikan oleh Dishub (Dinas Perhubungan) DKI tahun 2000 kok. Bukan parkir liar kok, bukan," ujar Martoji kepada Kompas.com, Rabu (13/8/2014) di lokasi.

Kompas.com masih berusaha meminta konfirmasi dari Dinas Perhubungan terkait hal ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com