Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyapu Jalan di Kawasan Pancoran Mengaku Ditarik Pungli oleh Petugas

Kompas.com - 19/08/2014, 16:36 WIB
Yohanes Debrito Neonnub

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Selain mengeluhkan tanggal gajian yang tidak pasti, pekerja harian lepas yang bekerja sebagai penyapu jalan di kawasan Pancoran juga mengaku sering ada pungli (pungutan liar) dari oknum petugas Suku Dinas Kebersihan Jakarta Selatan. Tidak main-main, uang yang diminta mencapai Rp 200.000.

"Di Pancoran (praktiknya) parah, harus bayar Rp 200.000. Belum dia harus ngasih lagi," ujar salah satu penyapu jalan berinisial Ir di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (19/8/2014).

Menurut dia, perbuatan tersebut dilakukan oknum dari Suku Dinas Kebersihan Jakarta Selatan. Pungutan tersebut diminta dari para penyapu di kawasan Pancoran. Mereka juga diminta untuk tutup mulut terkait aksi pungutan liar tersebut.

"Penyapu tidak boleh ngomong kalau Sudin minta Rp 200.000 dari Pancoran. Kasihan kan. Dari Sudin-nya dicarikan Rp 200.000, belum pengawas, dikasih Rp 100.000, kadang-kadang nggak mau," ujarnya.

Kendati menerima gaji per bulan Rp 2.400.000 secara utuh, para penyapu jalan harus memberikan uang pungli secara tunai kepada para oknum tersebut.

"Kami terima penuh Rp 2.400.000, cuma karena ini jadi kami terima Rp 2.200.000," ujarnya lagi.

Ir mengaku, karena terlambatnya menerima gaji, dia terpaksa harus mengutang. Adanya pungli  ikut membebani keuangan rumah tangganya. Ir dan para pekerja lainnya diberi pesan agar tidak menjawab pertanyaan seputar gaji dan pungutan liar tersebut.

"Dipesan-pesankan. Siapa pun nanya, atau wartawan bertanya, jangan sekali-kali menjawab," ujar Ir.

Dia mengaku, bila mengadu, mereka akan diberhentikan pekerjaannya sebagai penyapu jalan. Ir juga meminta agar Pemprov DKI Jakarta bisa melakukan peninjauan langsung terkait kasus pungli ini.

Dia mengaku berani membuka praktik gelap tersebut karena kesal gaji dari hasil kerja kerasnya harus dipotong petugas itu. "Semoga nggak ada lagi yang kayak gini (pungutan liar)," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com