Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Secara Emosi, RW Masih Kekanak-kanakan"

Kompas.com - 18/09/2014, 21:25 WIB
Laila Rahmawati

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Guru besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Sarlito Wiryawan mengungkapkan beberapa hal hasil pemeriksaan Yayasan Pulih terhadap RW, mahasiswi UI yang melaporkan penyair Sitok Srengenge ke Polda Metro Jaya, dalam diskusi akademik di Aula Terapung Perpustakaan UI, Kamis (18/9/2014).

RW melaporkan Sitok ke polisi dengan tuduhan tidak bertanggung jawab atas hubungan mereka hingga RW mengandung.

"RW tidak pernah memiliki pacar. Beberapa kali, dia pernah menyukai lawan jenis, tetapi tidak berani mengungkapkannya dan itu hanya diketahui sahabat-sahabat dekat," kata Sarlito.

Pernah suatu kali di tempat mengaji RW, ujar Sarlito, ada seorang laki-laki mendekati RW. RW pun menceritakan hal tersebut ke ibunya dan semenjak itu, ia enggan datang kembali ke tempat itu. [Baca: Polda Metro Akan Hentikan Kasus Sitok Srengenge]

"RW mengaku tidak percaya diri dengan hubungan heteroseks karena merasa tidak cantik. Dia menamakannya sebagai tidak beruntung," kata Sarlito.

Itulah mengapa, menurut Sarlito, ketika RW mengalami kejahatan seksual dari Sitok, ia butuh waktu lama untuk akhirnya mau bercerita dan mengungkap semuanya. Sikap tertutupnya membuat ia sempat merasionalisasi tindakan Sitok yang diterimanya.

"Tingkat kecerdasan yang di atas rata-rata tidak banyak menolong. Itu masalah emosi. Secara emosi, dia masih kekanak-kanakan. RW cenderung melakukan rasionalisasi atau pembenaran," kata Sarlito.

Hal tersebut, kata dia, semakin diperkuat oleh pengalama masa kecil RW yang buruk. Ia pernah mendapat pelecehan seksual dari kerabatnya. Kelemahan RW itulah, menurut Sarlito, yang disalahgunakan Sitok demi kesenangan pribadi Sitok semata.

Untuk diketahui, RW melaporkan Sitok ke Polda Metro Jaya pada November 2013. Kuasa hukum RW, Iwan Pangka, mengatakan, awal pertemuan keduanya terjadi ketika Sitok diminta menjadi juri pada sebuah acara di kampus RW pada Desember 2012.

Beberapa bulan kemudian, Sitok menghubungi RW dan hubungan mereka pun semakin intim. Hubungan itu pada akhirnya menyebabkan RW hamil.

RW kemudian mengadukan hal itu ke polisi karena menilai Sitok tidak mau bertanggung jawab. Dalam laporannya kepada polisi, pelapor menjerat Sitok dengan Pasal 351 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com