Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/09/2014, 17:32 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Sudah setahun lebih taman ini diresmikan, tepatnya pada 17 Agustus 2013. Kini, meski sejumlah batang pohon belum genap tumbuh dan dedaunan belum sempurna menutup tubuh pohon, keberadaan taman tersebut sudah membawa sedikit napas bagi masyarakat Ibu Kota.

Taman ini sudah menjadi tempat favorit sebagian warga Jakarta pada akhir pekan, pada saat matahari mulai meninggalkan siang, memasuki sore.

Begitu pun bagi bocah kecil, mereka berlari, bermain, dan saling berkejaran hingga memasuki petang di arena berlari yang tersedia.

Dari sudut jalan raya, keberadaan taman tampak membinarkan pandangan mata setiap pengendara karena hijaunya pohon berjajar rapi dan hamparan rumput yang menjadi alas lantai taman.

Di sekeliling taman, bisa ditemukan kursi-kursi, dan tak jauh dari tempat itu, terdapat pohon bambu dari berbagai jenis yang menambah keasrian taman.

Taman itu adalah Taman Waduk Pluit, yang berada di Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Keberadaan taman ini telah mengubah wajah sisi barat Waduk Pluit yang selama ini terkesan gersang.

Pohon-pohon yang tertanam di sana jumlahnya lebih dari 12 jenis, di antaranya anggur laut (Coccoloba uvifera), kalpataru/keben (Barringtonia asiatica), trembesi (Samanea saman), dan ficus daun kecil (Ficus lyrata).

Ada pula pohon jati (Tectona grandis) yang berjajar dengan tinggi tak kurang dari lima meter. Semua itu khas seperti pohon di wilayah pesisir yang ditanam dengan cara selang-seling di arena berlari selebar 3,5 meter.

Fasilitas yang ada di antaranya arena berlari, toilet, panggung musik, serta tempat duduk yang langsung berhadapan dengan Waduk Pluit. Ada juga batu prasasti peresmian taman yang tertulis tanda tangan Joko Widodo yang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Kini, mantan Wali Kota Solo itu pun menjadi presiden terpilih periode 2014-2019.

Menurut salah satu petugas kebersihan waduk, Dhani Efendi, keberadaan taman selalu ramai saat sore hari, khususnya pada akhir pekan, Sabtu dan Minggu.

Napas baru

Warga, kata Dhani, yang sudah dua tahun bekerja di lokasi itu, sudah menjadikan taman sebagai tujuan rekreasi yang murah karena untuk masuk ke wilayah taman tidak dipungut biaya.

"Tempat parkirnya pun gratis, meski beberapa bulan lalu sempat ada tarikan uang dari salah satu petugas. Namun, kini sudah dihapuskan karena tarikan uang parkir dianggap meresahkan pengunjung," kata Dhani, Sabtu (20/9/2014).

Dhani yang berprofesi sebagai operator ekskavator kebersihan waduk itu mengaku selalu terhibur bila akhir pekan datang karena banyaknya warga yang berkunjung ke taman dan bermain bersama keluarga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com