Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perombakan Ribuan PNS, Ahok Kembali Endus Permainan di BKD DKI

Kompas.com - 29/09/2014, 19:17 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mencium potensi adanya "permainan" yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI dalam perombakan massal ribuan PNS DKI.

Basuki menginginkan staf PNS DKI yang memiliki pangkat golongan III-b untuk mengikuti tes assessment dan mencalonkan diri sebagai pejabat eselon IV. Seperti kepala sub bagian, lurah, camat, kepala seksi, dan lainnya.

"Iya, saya melihat pegawai yang potensinya tinggi itu yang golongannya III-b. Hanya BKD-nya melarang mereka untuk ikut tes, mereka takut bersaing dan tidak mau staf naik jadi pejabat," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Senin (29/9/2014).

Pria yang akrab disapa Ahok itu mengatakan bahwa seluruh staf serta pejabat eselon III dan IV wajib mengikuti tes itu. Jika ada yang tidak mau dites ulang maupun mengikuti tes assessment, Basuki mengancam akan menstafkan pejabat itu.

Terlebih, jika DKI telah menemukan pejabat baru yang cocok menempati posisi tertentu. Tes assessment itu juga berlaku bagi pejabat eselon II. Hanya saja, sifatnya tidak wajib bagi mereka.

"Kalau (pejabat eselon II) tidak ikut tes ya berarti dia tetap di jabatannya. Paling hanya saja, kalau (hasil wawancara) bagus, ya kami pertahankan. Tetapi kalau (pejabat eselon II) itu ingin mengejar posisi lain, ya dia harus ikut tes assessment, dan kalau ada orang baru yang lebih cocok menduduki jabatan itu, ya pejabat lama kami ganti," kata Basuki.

Rencananya, perombakan massal ribuan pegawai negeri sipil (PNS) akan dilaksanakan pada akhir Desember 2014 mendatang. Pelantikan ribuan PNS DKI secara massal ini bakal dilakukan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Pada pekan ketiga September ini, DKI membuka pendaftaran secara online bagi para staf yang ingin menduduki jabatan tertentu. DKI membuka pendaftaran online di website resmi Pemprov DKI Jakarta, jakgov.jakarta.go.id. Tidak semua PNS dapat mengikuti tes ini.

Sebelumnya, staf terendah yang dapat mengikuti tes ini adalah PNS dengan golongan III-c. Kini, Basuki meminta staf dengan golongan III-b dapat mengikuti tes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com