Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Terima Ditertibkan, Pedagang Kurban "Ngamuk" di Kantor Camat Tanah Abang

Kompas.com - 30/09/2014, 16:08 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pedagang hewan kurban di Jalan Kyai Haji Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, tak terima saat akan ditertibkan. Puluhan orang dari mereka pun mendatangi kantor Kecamatan Tanah Abang, Selasa (30/9/2014).

"Dari tahun ke tahun kami sudah berjualan (di pinggir Jalan KH Mas Mansyur). Kami hanya minta seminggu, Pak," ujar perwakilan dari Persatuan Pedagang Kambing Tanah Abang, Lemat, dengan nada tinggi. [Baca: Tak Mau Ditertibkan, Pedagang Kurban Mengaku Sudah Dapat Izin dari Haji Lulung]

Kalimat Lemat itu kemudian sontak disambut oleh seruan bertubi-tubi pedagang lainnya yang juga menyambangi kantor camat tersebut. "Kagak bisa dilarang-larang, Pak! Dari zaman nenek moyang di sini sudah jadi pasar kambing kalau mau Lebaran!" kata salah seorang pedagang dengan berseru.

"Idul Adha ya jual kambing di Mas Mansyur!" timpal pedagang lainnya. Saat Camat Tanah Abang Hidayatullah berusaha menjelaskan solusi yang ditawarkan pemerintah untuk merelokasi aktivitas jual-beli hewan kurban di Jalan Tenaga Listrik, pedagang kembali ribut.

Alhasil, Hidayatullah hanya berjanji untuk mengomunikasikan hal ini lebih lanjut pada lain waktu. Sementara itu, pedagang lainnya menunggu di luar kantor kecamatan. Sebagian dari mereka terlihat membawa bilah bambu seusai terjadinya kericuhan di Jalan KH Mas Mansyur beberapa saat sebelumnya. [Baca: Pedagang Hewan Kurban Bentrok dengan Satpol PP, Tanah Abang Macet]

Namun, tak lama kemudian, mereka berbondong-bondong meninggalkan kantor kecamatan dan kembali berdagang.

Penertiban ini sesuai Instruksi Gubernur Nomor 67 Tahun 2014 tentang Pengendalian Penampungan dan Pemotongan Hewan. Dengan aturan tersebut, pedagang tidak boleh lagi menggelar lapaknya di pinggir jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jaksa: Panca Darmansyah Lakukan KDRT ke Istri karena Cemburu

Jaksa: Panca Darmansyah Lakukan KDRT ke Istri karena Cemburu

Megapolitan
Tutup Akses Jalan Rumah Warga, Ketua RT di Bekasi: Dia Tak Izin, ini Tanah Saya

Tutup Akses Jalan Rumah Warga, Ketua RT di Bekasi: Dia Tak Izin, ini Tanah Saya

Megapolitan
DPW PSI Terima Berkas Pendaftaran Achmad Sajili sebagai Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

DPW PSI Terima Berkas Pendaftaran Achmad Sajili sebagai Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Megapolitan
Protes Iuran Tapera, Karyawan Swasta: Kami Sudah Banyak Potongan!

Protes Iuran Tapera, Karyawan Swasta: Kami Sudah Banyak Potongan!

Megapolitan
Pegi Jadi Tersangka, Kakak Kandung Vina: Selidiki Dulu Lebih Lanjut!

Pegi Jadi Tersangka, Kakak Kandung Vina: Selidiki Dulu Lebih Lanjut!

Megapolitan
Panca Darmansyah Didakwa Pembunuhan Berencana terhadap 4 Anak Kandungnya

Panca Darmansyah Didakwa Pembunuhan Berencana terhadap 4 Anak Kandungnya

Megapolitan
Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Megapolitan
'Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise'

"Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise"

Megapolitan
Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Megapolitan
Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Megapolitan
Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Megapolitan
Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Megapolitan
Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Megapolitan
Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com