Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait "Materi Gaya Pacaran Sehat", Ini Tanggapan Kemendikbud

Kompas.com - 11/10/2014, 16:28 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Buku pelajaran untuk siswa SMA/SMK yang memuat materi soal "Gaya Pacaran Sehat" sedang ramai diperbincangkan di media sosial. Buku yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini sempat menuai protes dari beberapa warga karena dianggap mengajarkan hal yang tidak benar.

Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ibnu Hamad menerangkan, awal dirumuskannya materi ini justru dibuat untuk mencegah pelajar melakukan hal-hal negatif.

"Tujuan awal yang ingin dicapai justru ingin menghindarkan pelajar dari hal negatif misalnya seks di luar nikah," ujar Ibnu Hamad kepada Kompas.com, Sabtu (11/10/2014).

Hamad mengatakan, perkembangan yang terjadi pada pergaulan remaja saat ini sudah berbeda dengan 20 atau 30 tahun lalu. Ketika tahun 1970 atau 1980-an, umumnya pelajar SMA masih merasa malu jika dijodoh-jodohkan dengan seseorang oleh temannya. Ketika berpacaran, mereka akan cenderung diam-diam dan tidak macam-macam.

Namun, situasi saat ini berbeda. Melarang remaja untuk berpacaran menjadi hal yang sulit. Hal ini juga dipicu oleh tayangan di media-media elektronik seperti film atau sinetron remaja. Film dan sinetron tersebut tak jarang menampilkan perilaku pacaran yang tergolong bebas bagi anak muda. Tayangan itu, kata Hamad, juga mempengaruhi persepsi anak muda mengenai gaya pacaran.

Atas pertimbangan itulah, akhirnya Kemendikbud menerbitkan materi "Gaya Pacaran Sehat". Pada materi tersebut, kata Hamad, Kemendikbud menguraikan salah satu pencegahan terhadap seks bebas. Salah satunya adalah gaya pacaran yang sehat.

Kata Hamad, gaya pacaran sehat ini mencakup sehat fisik, sehat emosional, sehat sosial, dan sehat seksual. Maksudnya, dalam berpacaran harus bisa saling menjaga dan tidak melakukan hal-hal yang berisiko merugikan diri sendiri dan keluarga.

"Makanya di situ ada aspek kalau pacaran harus bisa menjaga diri yang disebutnya pacaran sehat. Begitu," ujar Hamad.

Sebelumnya, di jejaring sosial Facebook sedang ramai dibicarakan mengenai buku Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMA/ MA/SMK kelas XI terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan semester 1. Di halaman 128-129 buku tersebut membahas mengenai pacaran sehat.

Di halaman tersebut ada gambar pria berpeci dan perempuan berjilbab. Dalam pelajarannya dituliskan beberapa unsur gaya pacaran sehat, seperti sehat fisik tanpa ada kekerasan dalam berpacaran, juga dilarang memukul, menampar, dan menendang. Selain itu, harus sehat secara emosional, sehat sosial, dan sehat secara seksual.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com