Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Pilihan, Darsono Pun Memilih Berjualan di Jalan...

Kompas.com - 14/10/2014, 21:25 WIB
Laila Rahmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Rajutan, goceng...!" teriak lelaki paruh baya itu di tepi Jalan Pasar Senen, Jakarta Pusat, awal pekan ini, kepada para pelintas. Dia adalah salah satu pedagang eks-Blok III Pasar Senen-yang terbakar beberapa waktu lalu-dan tak kebagian lapak di penampungan di Blok V pasar itu.

Darsono (40), lelaki itu. Dia mengaku tak punya pilihan selain berjualan di jalanan depan Blok III tersebut. "Temen-temen yang enggak kebagian (lapak di Blok V) jualan di Kota, di Blok M, tapi enggak laku, modal habis. Saya pilih di sini," kata dia, awal pekan ini.

Manajer Blok III Pasar Senen Royani, beberapa waktu lalu menyebutkan ada sekitar 3.000 pedagang yang terdaftar sebagai penghuni Blok III Pasar Senen, saat kebakaran meluluhlantakkannya. Sementara itu, tempat relokasi sementara yang tersedia di Lantai I dan II Blok V Pasar Senen hanya cukup menampung sekitar 1.800 kios.

Darsono sudah berjualan pakaian impor bekas di Pasar Senen selama 10 tahun. Dia menjual kemeja, rok, hingga cardigan. Bahan dan modelnya pun beragam. Kebanyakan dagangannya itu ia jual dengan harga Rp 5.000 per helai.

Selama berdagang di pinggir jalan, Darsono mengaku beberapa kali terkena razia PKL. Sebagai PKL, dia berpendapat razia bukanlah cara yang tepat untuk mengurangi jumlah PKL. "Harusnya, kalau mau, di tiap kecamatan disediakan tempat PKL. Kalau ada begitu, saya mau," tegas dia.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana akan merevitalisasi Pasar Senen sejak 2013. Namun, pada April 2014, pasar itu sudah lebih dulu hangus dalam kebakaran besar. Bangunan dan isi Blok III Pasar Senen pun luluh lantak.

Saat ini, Pemprov DKI tengah membangun tempat penampungan sementara di area lahan Blok III. Sembari menunggu pembangunan TPS selesai, para pedagang ditempatkan di Blok V, tapi tak mencukupi. Maka, Darsono pun memilih di jalan....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com