Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Jakarta Ini Menghukumnya Sangat Cepat

Kompas.com - 27/10/2014, 15:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengingatkan agar bawahannya tidak melakukan hal-hal yang tidak berpihak pada masyarakat. Sebab, warga Jakarta paling cepat memberikan hukuman.

Pria yang akrab disapa Ahok itu mengatakan, hal ini terlihat dari partai yang menang di Jakarta. Tidak ada partai yang bisa menang telak di Ibu Kota.

"Jakarta ini masyarakatnya sangat nasional. Menghukumnya sangat cepat. Tidak pernah ada partai mana pun menang telak. PDI-P kedua kali, yang baru dia dapat dari Jokowi. Dulu di Jakarta yang memenangi PPP, kemudian naik lagi ke PKS, Demokrat, Jakarta hukumnya lebih kejam. Kalau enggak becus, 2019 akan dihukum," kata Basuki di hadapan kepala SKPD dan UKPD, Jumat (24/10/2014).

Menurut Basuki, setiap PNS di DKI Jakarta berpeluang untuk menjadi anggota DPRD DKI. Asal, kata dia, mereka tidak segan-segan turun ke lapangan, bersentuhan langsung dengan masyarakat. Dengan begitu, saat mencalonkan diri menjadi anggota DPRD, mudah dikenali pemilih. "Asal partainya jangan yang ecek-ecek," seloroh dia.

Tahun 2019, dunia politik juga lebih menarik. Sebab, kata Ahok, pemilu dan pilpres digelar bersamaan. Selama 2014 hingga 2019, politisi diyakini akan bekerja dengan benar.

"Jadi, bapak ibu jangan takut ada oknum DPRD yang meres, yang minta macem-macem. Saya minta bapak ibu tegas menolak. Kecuali bapak ibu main, ada oknum kasudin main. Sekarang pun kalau main saya rasa susah," ucapnya.

"Kalau mau main, saya dua tahun ini sudah punya di KPK, di PPATK, siapa aja yang diincar, saya punya datanya. Tetapi, saya berkomitmen melupakan masa lalu dan melihat yang sekarang dan ke depan," ujarnya menambahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com