Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Jakarta Masih Akan Berulang

Kompas.com - 10/11/2014, 16:21 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Banjir di Jakarta masih akan berulang. Salah satunya karena kondisi tanah di kota ini yang relatif rendah dan memiliki kawasan tanah lunak di banyak lokasi. Kondisi ini harus disikapi pemerintah dengan penerapan kebijakan yang konsisten dan kontinu, antara lain mendaur ulang air limbah.

Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Chaidir Anwar Makarim, Minggu (9/11/2014), mengatakan, hujan pada masa pancaroba saat ini bisa menjadi tes bagi kondisi saluran air, terutama di lokasi yang biasa banjir.

”Kalau hujan masih ringan seperti saat ini, harusnya tidak terjadi banjir karena volume air hujan masih sedikit. Kalau banjir masih terjadi, kemungkinan ada persoalan kondisi saluran air yang tidak memadai lagi untuk lokasi itu atau ada sampah yang menumpuk,” katanya.

Apabila intensitas hujan sudah tinggi, ditambah dengan hujan di daerah hulu, seperti Bogor, banjir akan makin sulit dielakkan di Jakarta. Apalagi, 40 persen wilayah Jakarta terletak di bawah permukaan air pasang, seperti Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan sebagian Jakarta Pusat.

Meski Jakarta sulit untuk bebas banjir sepenuhnya, Chaidir menilai, pemerintah tetap perlu terus melakukan gerakan yang bisa mengurangi efek banjir.

Salah satu gerakan yang harus segera dimulai adalah membuat resapan air dalam luasan yang besar di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan sebagian wilayah Jakarta Pusat. Gerakan ini akan mengurangi laju penurunan tanah akibat penyedotan air tanah secara besar-besaran.

”Sekarang harus dimulai gerakan untuk meresapkan air yang dihasilkan warga di setiap rumah tangga. Membuat resapan ini mudah, cukup dengan batu-batu dan kawat penyaring sampah. Kalau ini bisa dilakukan massal, efeknya akan besar karena air limbah tak segera disalurkan ke selokan,” ujarnya.

Selain itu, air limbah yang dihasilkan gedung jangkung juga harus didaur ulang untuk menjaga simpanan air tanah. Apalagi, sebagian besar gedung bertingkat di Jakarta menggunakan air tanah untuk mencukupi kebutuhan pengguna gedung.

Ukuran disesuaikan

Hal rutin yang juga harus dikerjakan pemerintah adalah memperbaiki saluran air. Ukuran saluran air, menurut Chaidir, harus disesuaikan dengan lingkungan. Jika bangunan di satu lingkungan berkembang, ukuran saluran air juga harus diperbesar.

”Pembersihan saluran air dari sampah juga harus terus dikerjakan. Begitu juga dengan pengangkatan endapan sungai,” katanya.

Secara terpisah, Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Pusat Herning Wahyuningsih mengatakan, dari laporan warga, hujan beberapa waktu lalu belum menyebabkan banjir di sejumlah tempat yang sudah diperbaiki saluran airnya.

”Salah satunya di kawasan Roxy, tepatnya di kolong jalan layang Roxy. Saluran air di situ kami perbaiki dan kami perbesar,” katanya.

Herning mengatakan, belum ada gerakan massal untuk membuat serapan air limbah dan mendaur ulang air di perumahan warga ataupun di gedung bertingkat.

Dari situs Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika diketahui bahwa pada November ini, Jakarta masih aman dari potensi banjir. Namun, pada Desember mendatang, sebagian besar wilayah Jakarta rawan banjir, terutama di bagian tengah hingga selatan. (ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com