Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/11/2014, 08:39 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Orangtua korban penganiayaan siswa SMAN 3 Setiabudi Arfiand Caesar Al-Irhami atau Aca (16), Arif Setiadi dan Diana Dewi, menyatakan keluarga masih diselimuti duka mendalam atas kepergian Aca.

Menurut keduanya, Aca adalah anak yang baik dan disayang keluarga. "Neneknya masih terus menangis. Kita juga masih menangis kalau ingat Aca," ujar Diana kepada Kompas.com, Selasa (11/11/2014).

"Bahkan masih histeris neneknya (Aca)," sahut Arif.

Diana mengatakan, seluruh anggota keluarga dilanda kangen bertemu Aca. Sebab, keluarga kecilnya itu selalu menyempatkan diri untuk bersama. Menurut Diana, Aca merupakan anak pertama dan cucu pertama di keluarganya. Dia juga dianggap sebagai harapan keluarga.

"Kami biasa berempat. Saya, ibunya, dia (Aca) dan adiknya. Dia orangnya ngangengin," kata Arif.

Di mata Diana, Aca merupakan sosok anak yang pandai dan penurut. Aca juga tidak pernah menyulitkan keluarga. Diana mengungkapkan, siswa pecinta alam itu memang menyukai kegiatan di alam lepas. Bahkan, saat duduk di bangku SMP, Aca mengikuti ekstrakurikuler sains yang tak jauh dari unsur alam.

Kini sosok Aca kini hanya tinggal kenangan. Sang ayah pun melontarkan kepergian Aca masih menyisakan bekas di anak bungsunya. Adik Aca, kata Arif, menjalin kedekatan erat sebagai kakak-adik. Aca pun sering bermain komputer dan mengajarkan ilmu komputer kepada adiknya yang saat ini duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar.

"Saat dia (Aca) ikut pecinta alam pas kejadian, adiknya yang rajin hitungin Aca pulang. Itu 4 hari. Dari hari pertama ia hitung terus. 'Tiga hari lagi Aa pulang'," kata Arif menirukan perkataan sang Aca pada hari pertama Aca mengikuti kegiatan Sabhawana di kawasan Tangkubanparahu itu.

Kedekatan Aca dengan sang adik terjadi pula di malam ketiga kepergian almarhum. Saat itu, lanjut Arif, adik Aca menutupi muka di balik bantal. Adik Aca mencoba menutupi tangisan itu dari sang ayah. Arif pun tak tinggal diam dan mendekati anaknya.

"Saya tahu dia nangis, saya akhirnya ajak ngomong baik-baik. Adiknya bilang 'pingin ketemu Aa'," tutur Arif. Setelah Aca meninggal, adiknya selalu meminta ditemani kemanapun melangkahkan kaki.

Meski begitu, keluarga kecil itu terus mengikhlaskan kepergian Aca. Mereka akan selalu mengenang Aca semasa hidup. Proses hukum terhadap kasus kematian anaknya itu juga terus dipantau keduanya. Mereka berkeras menghadiri setiap persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com