Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Motor Hanya Dilarang Melintas di Thamrin-Jalan Medan Merdeka Barat?

Kompas.com - 26/11/2014, 15:14 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bakal melakukan uji coba pelarangan sepeda motor melintas di kawasan Thamrin-Medan Merdeka Barat pada 17 Desember mendatang.

Timbul pertanyaan, mengapa hanya di kawasan tersebut kebijakan itu diterapkan? Jika Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengedepankan faktor keselamatan pengendara sepeda motor sebagai alasan, banyak pihak bertanya-tanya karena tingkat kecelakaan sepeda motor di jalan protokol itu tidak lebih banyak dengan wilayah lain.

"Ini kan baru tes. Karena di jalur itu banyak jalan belakangnya, 'jalan tikus'," kata Basuki, di Balaikota, Rabu (26/11/2014). [Baca: Pelarangan Sepeda Motor Diprotes, Apa Tanggapan Ahok?]

Basuki mengaku ingin membuat pengendara kendaraan bermotor beristirahat. Pengendara motor bisa memarkirkan motornya di lahan parkir dan menggunakan bus tingkat yang disediakan DKI.
[Baca: Ahok Tutup Mata Jika Parkir Liar Tak Menyebabkan Macet]

"Setelah kamu kerja seharian dan masuk ke kota, saya ingin kamu tuh istirahat dulu naik bus tingkat. Di sana kan bisa istirahat, kalau di motor enggak bisa (istirahat)," kata Basuki berdalih.

Selain itu, ia beralasan bus tingkat yang disediakan DKI belum mencukupi sehingga baru kawasan Thamrin-Jalan Medan Merdeka Barat yang diterapkan aturan pelarangan sepeda motor.

Rencananya, Pemprov DKI akan membeli sebanyak 100 bus tingkat gratis oleh PT Transjakarta pada tahun 2015 mendatang, sedangkan penerapan pelarangan sepeda motor ini akan diuji coba pada 17 Desember 2014 ini.

Pemprov DKI menyediakan lima bus tingkat wisata gratis yang sudah ada, transjakarta Koridor I, dan angkutan umum lainnya yang melintas di kawasan tersebut sebagai alternatif peralihan sepeda motor. [Baca: "Larang Sepeda Motornya Sekarang, Kok Beli Bus Gratisnya Baru Tahun Depan, Pak Ahok?"]

Akhir pekan ini, DKI bakal menerima sebanyak lima bus dari Tahir Foundation. DKI juga menyediakan sebanyak 11 lahan parkir untuk tempat parkir para pengendara motor, mulai dari Lapangan IRTI Monas hingga parkir Mal Grand Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com