Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Harusnya Beri Tahu Kami Dulu! Jangan Asal Angkut Motor Orang!"

Kompas.com - 27/11/2014, 15:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Denny (28), karyawan di Delta Building, Jakarta Pusat, Jalan Suryopranoto, Gambir, Jakarta Pusat, kesal bukan kepalang. Dinas Perhubungan DKI mengangkut motornya di bahu jalan.

"Harusnya beri tahu kami dulu, Pak! Jangan asal angkut motor orang!" kata Denny, menyampaikan protes kepada petugas Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, saat melakukan penertiban parkir liar, Kamis (27/11/2014).

"Bapak harusnya kasih tahu kami dulu, Pak. Nanti kita parkir kendaraan kita di tempat lain. Ini Dishub sudah salah! Mana imbauannya! Terus ada enggak rambu larangan parkir di sini!" teriaknya.

Petugas menjawab dengan santun protes tersebut. Kepada semua karyawan, dia menjelaskan bahwa kendaraan yang terpakir di sembarang tempat wajib ditertibkan.

"Ini sudah peraturan, Pak. Di sini banyak gedung atau lahan parkir di perkantoran lain. Kenapa Bapak tidak parkir di sana? Motor Bapak parkir di jalanan, bukan di lahan parkir. Motornya silakan ambil di Lapangan Banteng," ucap salah seorang petugas Dishub.

Denny hanya bisa pasrah bersama teman-temannya, yang kendaraannya sudah diangkut petugas. Mereka juga hanya bisa diam dan melihat petugas yang tengah menertibkan kendaraan lainnya.

Hasil pengamatan wartakotalive.com, sebelum dilakukan penertiban, tampak puluhan motor terparkir di jalur lambat hingga memakan badan jalan. Beberapa motor tersebut mayoritas jenis motor bebek dan matic.

Ketika petugas Dishub datang, terlihat para karyawan ini panik dan menyelamatkan motor mereka dengan cara didorong. Mereka berhamburan keluar dari dalam kantornya.

Para karyawan kantoran ini langsung memarkirkan kendaraannya di tempat yang aman. Tampak puluhan motor sudah diangkut petugas Dishub DKI ke bak truk.

Suasana saat penertiban saat itu terbilang ramai. Banyak karyawan kantoran yang tak menggunakan kendaraan sendiri ke kantor, menyaksikan aksi petugas Dishub menertibkan puluhan motor.

Bahkan, beberapa dari mereka ada yang bertepuk tangan saat petugas mengangkut motor dengan jala. "Hayo loooh... Hayo looh... Motornya diangkut. Ayo... cepet selametin motornya!" ucap beberapa karyawati sambil tepuk tangan di lokasi penertiban.

Tak hanya Denny, Suroso hanya bisa pasrah. Ia mengatakan, petugas tak memperbolehkan menyelamatkan motornya saat ditertibkan.

"Gak dibolehin Pak. Saya dari lantai II kantor saya lari turun ke bawah ke tempat parkir. Motor saya sudah dijala petugas. Saya mohon-mohon gak ditanggapi juga. Ya terpaksa diambil di Lapangan Banteng. Katanya ditangani Satlantas," ucapnya.

Suroso juga mengaku, motor yang ia punya, yakni Suzuki Satria, baru saja dibelinya. "Baru masuk cicilan bulan ke-3 Pak. Baru dapet pelat juga. Eh diderek... Apes banget," tutupnya.

Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Suku Dinas Perhubungan Kota Administrasi Jakarta Pusat Harlem Simanjuntak mengatakan, untuk kegiatan tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Dishub DKI Jakarta.

Tak hanya itu, menurut Harlem, parkiran liar itu sudah ada sejak 10 tahun lamanya. "Saya tahu informasi ini dari orang-orang sekitar sini. Bayangin sudah 10 tahun ini parkiran ada. Wajar kan kita tertibkan," kata Harlem.

Harlem melanjutkan, pemilik bisa mengambil motornya di Lapangan Banteng. "Nanti, Polisi Satlantas yang menangani. Ini hanya penilangan. Mereka mau protes silakan. Salah mereka, kalau enggak mau diangkut, ya jangan parkir di badan jalan dong," ujar Harlem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com