Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/12/2014, 14:11 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah sopir angkutan umum pengguna bahan bakar gas mengeluhkan antrean di stasiun pengisian. Belakangan antrean semakin sering terjadi seiring beralihnya sebagian pengendara dari bahan bakar minyak ke gas. Saatnya pemerintah segera menambah stasiun pengisian gas.

Darul Salam (52), sopir bajaj pengguna bahan bakar gas (BBG) di Pademangan, Jakarta Utara, Minggu (7/12), mengatakan, pengguna tak banyak pilihan lokasi pengisian karena jumlah stasiun yang terbatas. Dirinya yang beroperasi di wilayah Kemayoran-Pademangan-Mangga Dua biasa mengakses kendaraan pengisi BBG (mobile refueling unit/MRU) di Taman Waduk Pluit.

”Pada hari kerja, waktu tempuh dari Kemayoran ke Pluit bisa 30-40 menit karena jalanan padat. Dibutuhkan waktu setidaknya 1,5 jam per hari untuk mengisi bahan bakar. Padahal, saya hanya kerja 8 jam,” ujarnya.

Sunarto (45), sopir bajaj pengguna BBG di Jelambar, Jakarta Barat, mengatakan, antrean sering terjadi di sejumlah stasiun pengisian gas. Dia mencontohkan waktu antre di MRU di Kawasan Monas yang bisa mencapai 3 jam. Antrean juga terjadi di SPBG di Jalan Perintis Kemerdekaan di Jakarta Timur.

”Selain antre yang lama, saat ada unjuk rasa, akses menuju MRU di Monas sering terhambat. Selain itu, pengisian di MRU sering terhambat saat hujan, petugas menghentikan pengisian karena alasan keamanan,” ujarnya.

Menurut Sunarto, selain angkutan bajaj, sopir-sopir angkutan kota dan kendaraan pribadi mulai terlihat mengantre BBG. Mereka beralih dari bahan bakar minyak (BBM) yang harganya naik mulai 18 November 2014.

”BBG jadi alternatif karena murah, yakni Rp 3.100 per liter. Dengan premium, operasi bajaj saya menghabiskan Rp 90.000 sehari, sementara dengan gas hanya Rp 28.000 sehari,” katanya.

Bangun stasiun

Pemerintah DKI Jakarta, melalui badan usaha PT Jakarta Propertindo dan PT Transportasi Jakarta, berencana membangun 20 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) dua tahun ini. Tambahan itu diharapkan melipatgandakan penyerapan gas yang kini diperkirakan baru sekitar 5 juta standar kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/MMSCFD) karena keterbatasan stasiun pengisian. Padahal, gas yang tersedia mencapai 33,2 MMSCFD.

SPBG antara lain akan dibangun di Ancol dan Pluit. Dari 20 SPBG itu, 10 SPBG dibangun statis, sementara 10 SPBG lainnya bergerak. PT Jakarta Propertindo bertugas sebagai pelaksana pembangunan dengan kebutuhan dana mencapai Rp 28 miliar.

Penambahan itu juga untuk mengimbangi kebutuhan gas yang dipastikan meningkat seiring penambahan 800 bus transjakarta baru pada 2015. Dengan demikian, jumlah kilometer kosong berkurang karena bus tak perlu keluar jalur hanya untuk mengisi bahan bakar gas.

Sejalan dengan rencana itu, Perusahaan Gas Negara (PGN) juga berencana menambah jumlah SPBG. Juru bicara PGN, Irwan Andri Atmanto, mengatakan, dua cara akan ditempuh, yakni membangun SPBG-MRU serta mengembangkan stasiun pengisian terintegerasi (SPBT) bahan bakar minyak dan gas. ”Di SPBT ada BBM dan juga BBG,” ujarnya.

Irwan menambahkan, PGN akan menggandeng pemilik SPBU yang lokasinya berdekatan dengan pipa distribusi gas PGN. Saat ini ada 73 SPBU di Jakarta yang lokasinya berdekatan dengan pipa PGN. Integrasi ini diharapkan mempercepat penambahan stasiun pengisian gas.

”PGN menyambut positif permintaan Menteri BUMN Rini Soemarno yang meminta PGN bekerja sama dengan SPBU di bawah binaan Pertamina untuk mempercepat penambahan jumlah SPBG,” kata Irwan.

Menurut Irwan, SPBT menjadi peluang bisnis bagi pemilik SPBU ketika subsidi BBM berkurang. Terlebih pemerintahan Presiden-Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla menggenjot program konversi dari BBM ke BBG. SPBT akan dikembangkan juga di luar Jakarta, khususnya di lokasi di sekitar pipa distribusi PGN. (MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com