Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah PNS Layani Masyarakat Lewat PTSP

Kompas.com - 02/01/2015, 17:04 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pegawai negeri sipil (PNS) yang menjadi petugas di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di tiap kelurahan dan kecamatan memiliki cerita-cerita sendiri selama melayani masyarakat.

Kepala Seksi Pelayanan Umum Kelurahan Pegangsaan Suharni bercerita, petugas PTSP harus memiliki kesabaran yang luar biasa. "Kalau warga ingin membuat surat, biasanya dia harus membawa dokumen dokumen seperti surat pengantar," ujar Suharni di Kelurahan Pegangsaan, Jumat (2/1/2015).

Di Kelurahan Pegangsaan sendiri, kata Suharni, pihaknya paling sering melayani pembuatan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) untuk masyarakat. Surat itu kebanyakan digunakan untuk keperluan membuat Kartu Jakarta Pintar.

Saat awal KJP launching, kata Suharni, Kelurahan Pegangsaan sempat diramaikan oleh ibu-ibu yang ingin membuat SKTM bagi anaknya. Sampai-sampai, ruang PTSP di Kelurahan Pegangsaan dipenuhi banyak orang. Saat itu, Suharni pernah melayani seorang ibu yang ingin membuat SKTM.

"Saya tanya 'benar ya bu nama anaknya dan nama sekolahnya?' Terus dia jawab sudah benar semua. Oke saya proses," ujar Suharni.

Suharni pun segera membuat SKTM untuk ibu itu dan menyerahkannya. Kemudian, Suharni lanjut melayani antrean berikutnya. Tidak lama kemudian, ibu itu kembali lagi sambil membawa SKTM itu. Ternyata, ibu itu salah menyebut nama sekolah anaknya dan minta dibuatkan ulang.

"Padahal tadi kan saya sudah tanya," ujar Suharni.

Selain itu, antrean panjang, kata Suharni, banyak masyarakat yang menjadi tidak sabar. Beberapa warga mengeluh soal pelayanan yang dinilai lamban. Padahal kendala teknis yang terjadi misalnya seperti printer yang 'ngadat', masih menjadi penyebab terhambatnya pelayanan.

"Kadang saya suka tidak sabar. Kan yang kita layani banyak orang ya, tapi masih dibilang lamban," ujar Suharni.

Namun, kata Suharni, itu adalah sebuah pengabdian. Sebagai pegawai negeri sipil yang berhubungan langsung dengan masyarakat, maka harus memiliki 'cadangan kesabaran' yang banyak. Bahkan jika masyarakat masih membludak pada akhir jam pelayanan, kelurahan harus tetap melayani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com