Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Seniman Sepakat Tolak UPT TIM

Kompas.com - 12/01/2015, 10:33 WIB
Tara Marchelin Tamaela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Para seniman di Taman Ismail Marzuki (TIM) sepakat menolak Unit Pengelolaan Teknis (UPT) yang akan mengambil alih pengelolaan TIM. Mereka berpendapat kehadiran UPT akan mengerdilkan kebebasan berkarya para seniman.

“Nggak setuju. Sebagai seniman, saya merasa itu akan mengerdilkan proses berkarya teman-teman. Biarlah TIM tetap menjadi TIM dan pemerintah tetap mengurus DKI Jakarta. TIM milik DKI tapi TIM juga milik Indonesia,” kata Iwan, seorang seniman yang ikut dalam aksi penolakan UPT di TIM (9/1/2015).

Iwan menambahkan dengan adanya UPT otomatis kekuasaan dari dinas akan masuk ke TIM. Dengan demikian, seniman tidak mendapat kebebasan untuk berkarya karena biasanya retribusi meningkat.

Pandangan serupa juga diungkapkan oleh seniman lain, Amin. Menurut dia, kebijakan tersebut akan mengerdilkan peran TIM. Selain itu, ia menilai pemerintah tidak terlalu memahami masalah kebudayaan.

“Kalau buat aku ya nggak setuju. Kebijaksanaan itu sendiri, bagi saya, sengaja mencoba untuk mengerdilkan peran daripada pusat kesenian Jakarta (TIM) dan juga pemerintah sendiri nggak begitu paham masalah kebudayaan,” tegasnya.

Sementara itu, koordinator aksi tolak UPT, Aidil, mengatakan bila UPT dibentuk dan didiamkan, hal itu akan berpengaruh bagi potensi kreatif para seniman. “Tau apa mereka? Saya yang udah puluhan tahun di kesenian aja masih bermasalah,” tambah Aidil.

Perlu diketahui, para seniman di TIM melakukan aksi penolakan terhadap kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupa Peraturan Gubernur Nomor 109 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola PKJ TIM.  [Baca: Ahok Cabut Izin Pengelolaan Taman Ismail Marzuki dari Seniman

Penolakan tersebut dilakukan dengan pertunjukan musik, pembacaan puisi, dan pertunjukkan seni lainnya yang digelar di TIM, Jumat, (9/1/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com