Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Uji Coba Pembayaran Elektronik Meteran Parkir

Kompas.com - 29/01/2015, 11:23 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain meluncurkan sistem pembayaran elektronik, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) juga menguji coba pembayaran elektronik di meteran parkir.

Basuki yang didampingi ajudan pribadinya terlihat mengalami kesulitan untuk berjalan sekitar 15 meter dari panggung ke alat meteran parkir. Setibanya di alat meteran parkir, Basuki langsung dipandu petugas dari Bank Indonesia untuk membayar parkir. 

"Pilih Pak parkir motor atau mobil, kemudian masukkan pelat nomor polisinya," kata petugas itu kepada Basuki, di depan Bangi Kopitiam, Jalan Agus Salim Jakarta Pusat, Kamis (29/1/2015).

Ajudan Basuki pun mengarahkan Basuki untuk memencet angka nomor polisinya. "B 1966 RFR, Pak," kata ajudan.

Basuki terlihat canggung saat menggunakan meteran parkir. Setelah ia memasukkan identitas mobilnya, selembar kertas nota parkir keluar dari mesin tersebut. Basuki langsung diminta para fotografer, kameramen, dan wartawan untuk menunjukkan nota dan kartu Bank DKI miliknya.

Kilatan lampu kamera yang terus bersahutan, membuat dia mengeluh. "Eh udah dong (fotonya). Lama-lama gue sakit mata nih," kata Basuki tertawa. 

Kemudian Kepala Unit Pengelola (UP) Perparkiran Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sunardi Sinaga menjelaskan transaksi elektronik ini bertujuan untuk menghindari kebocoran pendapatan parkir.

"Pendapatan perparkiran on street (tepi jalan) seluruh Jakarta bocor mencapai ratusan miliar dan itu menguap pada kantong-kantong tidak bertanggung jawab," ujar Sunardi. 

Adapun kantong-kantong tidak bertanggung jawab tersebut, lanjut Sunardi, bisa saja oknum petugas parkir itu sendiri, masyarakat, hingga preman. Dengan diterapkannya sistem parkir meter tersebut, para juru parkir tidak diperbolehkan lagi menerima uang tunai.

Penerapan transaksi elektronik untuk parkir meter ini juga bertujuan untuk mempermudah masyarakat agar tidak repot mencari koin untuk parkir.

Dalam penerapannya, Pemprov DKI bekerja sama dengan enam bank, yakni BNI, Mandiri, BRI, Mega, BCA, dan Bank DKI. Warga bisa mendapatkan kartu parkir elektronik dan mengisi ulang kartu di bank-bank tersebut.

Kartu dirancang terintegrasi, sehingga bisa digunakan untuk pembayaran elektronik lainnya, seperti naik bus transjakarta maupun belanja di minimarket.

Dengan diterapkannya transaksi elektronik ini, Sinaga mengharapkan, pendapatan parkir semakin meningkat. Pasalnya, selama ini pendapatan paling banyak dari parkir berasal dari parkir off street atau yang berada di dalam gedung.

Menurut Sunardi, pendapatan parkir on street hanya menghasilkan sebanyak Rp 7,8 miliar tiap tahunnya. Padahal UP Perparkiran Dishub DKI menargetkan Rp 400 miliar.

"Nanti pendapatan digunakan untuk menggaji juru parkir dari operator. Nanti kan gaji mereka dua kali nilai UMP," kata Sunardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com