Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas Effendi, Wali Kota Terkaya di Jakarta

Kompas.com - 06/02/2015, 13:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi menjadi pejabat setingkat wali kota dan bupati di Jakarta yang memiliki harta kekayaan terbesar berdasarkan laporan harta kekayaan pejabat negara (LHPKN) pada 2012. Pada laporan 1 Juni 2012, saat menjabat Wali Kota Jakarta Selatan, hartanya mencapai Rp 8.840.475.706.

Berdasarkan laporan tersebut, harta tidak bergerak yang dimiliki Anas Rp 7.197.940.000, harta bergerak Rp 707.000.000, harta bergerak lainnya seperti emas dan logam mulia Rp 250.000.000, giro setara kas Rp 761.535.706, dan utang Rp 760.000.000.

Sementara itu, berdasarkan laporan 27 Februari 2012, Syamsuddin Noor yang kini menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Selatan, memiliki harta Rp 2.344.261.082. Harta tidak bergerak yang dimilikinya Rp 1.506.028.000, harta bergerak Rp 430.000.000, emas dan logam mulia Rp 38.860.000, dan giro setara kas Rp 369.373.082. Laporan itu didapatkan saat Syamsuddin menjadi Wakil Wali Kota Jakarta Selatan.

Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana melapor terakhir pada 9 Maret 2012, saat dia menjadi Sekretaris Kota Jakarta Pusat. Kekayaannya terdiri dari harta tidak bergerak Rp 507.961.000, harta bergerak Rp 233.000.000, harta bergerak lainnya seperti emas dan logam mulia Rp 9.500.000, peternakan Rp 16.000.000, giro setara kas Rp 111.797.132, dan utang Rp 131.891.496. Total kekayaan Bambang Rp 746.366.636.

Mangara Pardede, Wali Kota Jakarta Pusat, terakhir melaporkan harta kekayaannya pada 3 Maret 2014, sewaktu dia menjadi Sekretaris Dewan DPRD DKI. Hartanya pada laporan 31 Januari 2012 mencapai Rp 3.451.336.259. Pada 3 Maret 2014 meningkat menjadi Rp 3.679.219.477.

Sementara itu, Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi terakhir melaporkan hartanya pada 13 Juni 2012. Total hartanya Rp 1.161.058.000, yang terdiri dari harta tidak bergerak Rp 1.113.250.000, harta bergerak Rp 160.500.000, harta bergerak lainnya Rp 20.875.000, giro setara kas Rp 90.793.000, dan utang Rp 224.360.000.

Terakhir, Bupati Kepulauan Seribu Achmad Ludfi, yang melapor pada 13 Juni 2012. Harta tidak bergeraknya mencapai Rp 1.257.882.000, harta bergerak Rp 349.000.000, harta bergerak lainnya Rp 82.000.000, surat berharga Rp 70.000.000, giro setara kas Rp 174.000.000, dan utang Rp 224.360.000. Total hartanya mencapai Rp 1.932.882.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com