Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diancam Dibunuh lewat Twitter, Kepala SMA 3 Setiabudi Minta Perlindungan Polisi

Kompas.com - 17/02/2015, 18:05 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala SMA 3 Setiabudi, Jakarta Selatan, Retno Listiyarti, Selasa (17/2/2015) sore, mendatangi Mapolres Metro Jakarta Selatan. Kedatangannya untuk meminta perlindungan pengamanan.

Retno mengaku mendapatkan ancaman belakangan ini, terutama setelah keputusannya yang memberikan sanksi terhadap enam siswa yang terlibat kekerasan di sekolah tersebut.

"Saya lapor Polres karena merasa tidak nyaman. Ada siswa memaki-maki kepala sekolah. Di Twitter bahkan ada ajakan membunuh kepala sekolah kalau sudah lulus sekolah," kata Retno.

Retno mengaku memiliki bukti baru terkait kekerasan di sekolah yang ia pimpin. Bukti tersebut berupa rekaman CCTV. [Baca: Mengaku Dicabuli, Siswi SMA 3 Setiabudi Laporkan Erick ke Polisi]

Menurut Retno, dari rekaman menunjukkan bahwa pelaku pengeroyokan ternyata lebih dari enam orang. Ia menyebut ada sekitar 17 orang. Ia menyatakan akan segera menyelidiki dan mengungkap identitas ke-11 orang itu.

Bila 11 orang itu juga merupakan siswa SMA 3, Retno menyatakan akan segera memberikan sanksi.

"Dari CCTV milik warga kelihatan yang mukul lebih dari enam. Yang terlihat ada 17 orang yang ada di lokasi. (Kalau itu siswa SMA 3) saya akan beri sanksi, dan akan saya tambah jumlah yang diberi sanksi," ujarnya. [Baca: Kepala Sekolah SMA 3 Setiabudi Beberkan Kekerasan yang Dilakukan Senior]

Seperti diberitakan, enam siswa SMA 3 Jakarta, yakni HJP (16), PRA (17), AEM (17), EMA (17), MRPA (17), dan PC (17), mendapat sanksi akibat terbukti melakukan pengeroyokan terhadap warga sekitar yang merupakan alumnus sekolah tersebut, Erick.

Pihak sekolah memberikan hukuman berupa pengembalian kepada orangtua. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (30/1/2015). Namun, mengingat para pelaku sudah duduk di kelas XII, maka sekolah memberikan kesempatan mereka untuk mengikuti ujian. [Baca: SMAN 3 Pilih Tak Keluarkan 6 Siswa Terlibat Pemukulan]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagab DKI

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagab DKI

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com