Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Saya Bukan Tipe yang Lari dari Warga

Kompas.com - 20/02/2015, 15:34 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan bakal meladeni semua pengaduan warga yang datang kepadanya. Hanya, ia berharap warga secara baik-baik berbicara kepadanya. Selain itu, lanjut dia, bentuk aduan yang disampaikan kepadanya sebaiknya permasalahan yang merupakan wewenang Pemprov DKI. 

"Saya bukan tipe (gubernur) yang mau lari dari (aduan) warga. Saya kasih kursi untuk orang duduk dan bicara masalah mereka," kata Basuki di Balai Kota, Jumat (20/2/2015). 

Pemprov DKI saat ini menyediakan fasilitas berupa empat set kursi di pendapa Balai Kota DKI. Pemandangan ini tak pernah terlihat saat pemerintahan Gubernur DKI sebelumnya. Tiap satu set-nya terdiri dari empat kursi khas Betawi lengkap dengan meja bundar. Kursi ini, lanjut Basuki, khusus disediakan bagi warga yang ingin menemuinya setiap pagi sebelum ia berkantor guna menyampaikan masalahnya secara langsung kepadanya.

"Kalau saya mau marahi warga, pasti orang sudah enggak mau datang lagi," kata Basuki.  

Apabila ada oknum yang mengadu sebagai warga dan mengadu dengan nada tinggi, Basuki mengaku tidak akan memedulikannya, seperti saat Rabu (18/2/2015) lalu ketika ia didatangi oleh seorang pengacara yang membawa seorang nenek untuk memenangkan sengketa lahan di pengadilan. Pengacara yang diketahui bernama Khaerudin itu membentak Basuki dan memanfaatkan keberadaan nenek untuk menghalangi kepergian Basuki.

Terkait permasalahan sengketa lahan ini, Basuki meminta warga menyelesaikan permasalahannya di kantor Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) DKI. Menurut dia, badan yang baru dibentuk DKI ini telah bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) sehingga permasalahan sengketa lahan warga juga bisa diselesaikan di kantor BPTSP DKI.

"Solusinya datang ke PTSP saja untuk urusi surat. Tapi, ini (kejadian hari Rabu) enggak ada hubungannya sama sertifikat. Ini kasus dia ingin menangi tanah yang menurut dia kakek neneknya pernah garap. Lu enggak boleh kayak gitu," ujar Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com