Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akui Kecele dengan DPRD, Ahok Mengadu ke Wapres Kalla

Kompas.com - 23/03/2015, 18:30 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Selain menyampaikan kelemahan penggunaan Pergub Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan APBD-P 2014, Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama juga menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla, Senin (23/3/2015) siang, untuk mengklarifikasi tudingan yang diarahkan kepadanya perihal keinginannya untuk menerbitkan pergub.

Basuki menjelaskan, Pemprov DKI justru memperjuangkan penerbitan Perda APBD 2015. "Kata Pak Wapres, saya yang enggak mau perda. Saya bilang, 'kata siapa Pak?' Saya siapkan dua (lampiran Rapergub APBD-P 2014 dan Raperda APBD 2015). Saya saja kecele (sama DPRD)," kata Basuki di Balai Kota. 

Menurut Basuki, JK mengatakan bahwa DPRD keberatan menerbitkan Perda APBD 2015 karena sikap Basuki yang tidak sopan. JK pun memberi nasihat kepada Basuki.

JK berpesan agar Basuki tetap tegas dan keras, tetapi jangan kasar. Diberi pesan itu, Basuki meminta maaf atas sikap-sikapnya selama ini.

Lebih lanjut, dia mengatakan, "bahasa toilet" yang sempat diucapkannya saat wawancara langsung dengan Kompas TV beberapa waktu lalu itu sudah menjadi bahasa yang paling sopan. Sebab, ia mengaku sudah gerah melihat berbagai tingkah pejabat.

"Sebenarnya beliau telepon pagi-pagi kan sudah kenal baik. Beliau tanya, 'Sebenarnya ada apa sih (di DKI)?' Beliau kan tahu saya orang politik karena dari DPRD, Bupati Belitung Timur, dan DPR. Ya saya cerita. Beliau bilang, 'Gimana kalau ceritanya di kantor saja?' Ya sudah, jadwal saya kosongnya sore, dan ternyata beliau undang Mendagri juga," kata Basuki. 

Selain mengundang dia dan Mendagri Tjahjo Kumolo, Wapres JK juga mengundang DPRD pukul 16.30 WIB ini. Basuki berharap ada keputusan baik dari pertemuan JK dengan DPRD.

Sebab, DKI masih memiliki waktu hingga pukul 00.00 untuk menyerahkan keputusan pergub APBD-P 2014 atau perda APBD 2015 kepada Kemendagri.

"Jadi, maksud Wapres, siapa tahu (DPRD) masih bisa dibujuk untuk perda. (Melobi) itu ilmunya Pak Wapres, yang penting Pak Wapres sudah tahu substansi (usulan siluman) Rp 12,1 triliun tidak dimasukkan (ke dalam RAPBD DKI 2015). Tinggal tanda tangan Ketua (Banggar), Wakil Ketua, dan fraksi," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com