Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perumnas Minta Ahok Percepat Izin Pembangunan Rusunami

Kompas.com - 24/03/2015, 17:58 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Perumanas Himawan Arief Sugoto meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mempercepat perizinan pembangunan rumah susun sederhana milik (rusunami) di Cengkareng, Jakarta Barat. Hal itu disampaikan Himawan seusai menemui Basuki, di Balai Kota, Selasa (24/3/2015). 

"Kami dan Dirjen melapor ke Pak Gubernur soal pembangunan 1 juta rumah. Opsinya bisa di Semarang dan Jakarta. Untuk di Jakarta, lokasi kami di Cengkareng dan kami mohon percepatan perizinan, rencananya kami akan bangun rusunami di sana," kata Himawan.

Dalam pertemuan itu, lanjut dia, Basuki meminta persyaratan ketat dalam menyeleksi calon penghuni. Basuki juga meminta unit rusun tidak dapat dipindahtangankan dengan memiliki KTP domisili di rusun itu agar tepat sasaran.

Jadi pembangunan rusun ini merupakan sinergi tiga pihak, yakni Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pemprov DKI, dan pengembang. Rusunami itu akan dibangun di atas tanah Perumnas seluas 4 hektar dan terdiri dari 5.000 unit yang akan dijual ke masyarakat.

"Kami harus ada sedikit subsidi supaya proyeknya ada unit komersialnya seperti apotek dan sarana umum lainnya. Rencananya, rusunami ini dibangun 18 tower dan 24 lantai. Perumnas merencanakan melakukan groundbreaking setelah kesepakatan dengan DKI dan langsung dibangun," kata Himawan.

Adapun total investasi pembangunan satu tower rusunami sekitar Rp 80-90 miliar. Sementara untuk pembangunan seluruh rusunami di atas lahan 4 hektar itu memerlukan anggaran sebesar Rp 1,5 triliun.

Himawan menjelaskan, rusunami ini menyasar pada masyarakat Jakarta berpenghasilan kelas menengah, dengan penghasilan antara Rp 7 juta hingga Rp 8 juta tiap bulan. Tiap unit rusunami bertipe 36 dan bisa dibeli dengan harga Rp 9 juta tiap meternya atau sekitar Rp 330 juta tiap unitnya.

"Perumnas selalu memeriksa jangan sampai yang beli (unit rusunami) tidak tinggal. Pak Gubernur minta yang beli untuk tinggal di unit itu, makanya kami akan perbanyak tipe 36 supaya banyak yang mau tinggal di rusunami. Nantinya penghuni bisa mendapat KTP, sertifikat, kartu ATM, ini mirip apartemen tapi harga rusunami," ujar Himawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Korban Begal Bermodus "Debt Collector" di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com