Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepada Pakar, Panitia Angket DPRD Curhat Perbedaan Pendapat dengan Fraksinya

Kompas.com - 25/03/2015, 17:38 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim pansus hak angket telah memanggil pakar hukum tata negara Margarito Kamis di ruang serbaguna, Rabu (25/3/2015). Panitia tim angket yang hadir melakukan sesi tanya jawab dengan Margarito dalam rapat yang dipimpin oleh Ketua Tim Angket Muhammad Sangaji.

Dalam sesi tersebut, Wakil Ketua Tim Hak Angket Inggard Joshua melontarkan pertanyaan kepada Margarito.

"Terkait fraksi dan anggota serta kaitannya dengan angket. Kita tahu yang namanya fraksi bukan alat kelengkapan dewan. Tetapi ketika kita ajukan diri menyetujui angket lalu ada intervensi dari fraksi, apa itu dengan sendirinya menggagalkan anggota fraksi itu untuk bergabung dengan angket? Kalau partai mengambil sanksi, apakah itu dibenarkan oleh undang-undang?" tanya Inggard kepada Margarito.

Pertanyaan Inggard tersebut mengundang tawa bagi anggota dewan yang hadir dalam rapat itu.

Untuk diketahui, Inggard Joshua merupakan salah seorang anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Fraksi Partai Nasdem sendiri telah menyatakan menarik dukungan terhadap hak angket.

Ketua Fraksi Partai Nasdem Bestari Barus telah menyatakan mendukung perda dalam APBD DKI 2015. Akan tetapi, sikap Inggard sebagai anggota Fraksi Partai Nasdem begitu berlawanan.

Inggard merupakan wakil ketua tim hak angket yang menilai bahwa APBD versi Pemprov mal-prosedur. Mendengar pertanyaan Inggard, Margarito langsung menjawab.

Padahal ada pertanyaan lain dari anggota dewan yang sudah lebih dulu diajukan. Margarito mengatakan pertanyaan dari Inggard merupakan yang termudah.

"Anggota DPRD ya gunakan haknya sebagai anggota DPRD. Tidak ada yang bisa gantikan. Sikat dulu, urusan berikut," ujar Margarito.

Jawaban dari Margarito tersebut disambut oleh tepuk tangan dari anggota dewan lain. Margarito pun mengungkapkan kesedihannya ada pemaksaan dari fraksi seperti itu pada era ini.

Menurut dia, intervensi semacam itu adalah gaya lama dan melukai tatanan. Hal ini karena, kata Margarito, perlu diperhatikan hak-hak yang melekat pada individu tiap anggota dewan.

Hak-hak tersebut tidak dapat diintervensi oleh fraksi atau pun partai. "Hal seperti itu melukai hati bapak-bapak secara pribadi. Itu gaya lama. Di era sekarang ada kaya begitu, sedih. Kemunduran," ujar Margarito.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com