Nawawi menganggap tidak mungkin DPRD mengusulkan pembuatan buku tentang Ahok (sapaan Basuki), yang dianggapnya merupakan tokoh yang tak memiliki keteladanan yang baik. "Apa keteladanan dari Ahok sampai harus dibikin buku? Ucapannya saja seperti itu. Apa kehebatan seorang Ahok yang bisa diteladani anak sekolah?" ujar dia, di Gedung DPRD, Senin (30/3/2015).
Menurut Nawawi, kalaupun DPRD mengusulkan pembuatan buku yang mengisahkan seorang tokoh, sosok yang akan diceritakan adalah tokoh yang memiliki reputasi yang luar biasa positif.
"Kalau membuat buku tentang tokoh, seharusnya kan tokoh yang luar biasa hebat, bisa dijadikan teladan. Kalau sekarang kan apa kehebatan Ahok? Apa dia sudah punya prestasi sampai harus dibuatkan buku?" ujar dia.
Sebagai informasi, pada rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) 2015 DKI Jakarta versi DPRD, terdapat usulan pengadaan buku yang mengisahkan Ahok. Pengadaan buku dimasukkan ke dalam kegiatan di Dinas Pendidikan. [Baca: Ahok: Anggaran Buku Trilogi Ada di RAPBD Versi DPRD]
Buku rencananya dicetak dalam tiga judul, masing-masing berjudul Nekad Demi Rakyat; Dari Belitung Menuju Istana, dan Tionghoa Keturunanku, Indonesia Negaraku. Anggaran yang dibutuhkan untuk mencetak tiga buku tersebut ialah Rp 30 miliar. [Baca: Ada Anggaran Proyek Buku Trilogi Ahok Senilai Rp 30 Miliar di RAPBD 2015]
Indonesia Corruption Watch (ICW) menganggap alokasi anggaran tersebut telah digelembungkan. Mereka pun telah resmi melaporkan beberapa anggota Komisi E DPRD, pejabat di lingkungan Pemprov, dan pemilik perusahaan yang terindikasi terlibat. Namun, ICW enggan menyebut nama-nama orang yang mereka laporkan itu. [Baca: Kadisdik DKI Tegaskan Tak Tahu soal Buku Trilogi Ahok]
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.