Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria di Jembatan Semanggi Mengaku Dikejar Orang

Kompas.com - 04/04/2015, 17:02 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Khin San (45) tidak berbicara banyak tentang alasan dia berada di atas jembatan penyeberangan orang (JPO) di Semanggi, Jakarta Selatan, selama empat hari. Dia hanya duduk dan diam di tempat penampungan sementara di Kantor Kecamatan Setiabudi.

"Iya, empat hari (di atas jembatan). Ada yang ngejar," kata Khin San singkat saat ditanya Kompas.com, Sabtu (4/4/2015).

Dia hanya menunduk dan menggeleng ketika ditanya alasannya berada di jembatan itu. Sesekali pandangan matanya menerawang. Ia lalu menyalakan rokok.

"Barang saya ketinggalan di tas. Ada baju, dompet, semua di situ. Tapi enggak kebawa pas ada polisi tadi," ujar Khin San, beberapa lama kemudian.

Ketika ditanya lagi tentang kehidupannya sebelum berada di atas jembatan dan siapa yang mengejarnya, Khin San hanya bergumam sambil matanya melihat ke bawah. Dia hanya menjawab dengan lancar saat diajak berbincang soal polisi yang membawa dia turun.

Komandan Regu Satpol PP Kantor Kecamatan Setiabudi M. Akrom menjelaskan, Khin San sementara akan tetap di kantor itu sampai ada yang mengaku sebagai keluarganya. Namun untuk masalah makan dan minum selama di sana, Akrom tidak menjamin.

"Kita sifatnya perantara saja. Tadi dari Kapolsek (Setiabudi) minta dititipkan ke sini, tapi kalau makan kita enggak tahu deh," jelas Akrom.

Tadinya, Khin San akan dibawa ke tempat penampungan milik Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan. Namun, karena hari ini bukan hari kerja, maka kemungkinan Khin San baru akan dibawa ke sana hari Senin mendatang.

Khin San pertama kali terlihat oleh seorang polisi tengah berada di atas jembatan Semanggi pada Jumat (3/4/2015) malam. Polisi tersebut melaporkan ke atasannya dan kemudian anggota Polsek Setiabudi berkoordinasi dengan Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Selatan untuk menurunkan Khin San. [Baca: Pria di Atas Jembatan Semanggi Mengaku Menyelamatkan Diri dari Kejaran]

Pria asal Bangka Belitung itu tidak langsung turun. Bahkan dia mengancam akan lompat ke bawah jika dipaksa terus untuk turun. Sehingga, polisi dan petugas pemadam terpaksa bernegosiasi dan mencari cara menurunkan Khin San. [Baca: Ini Identitas Pria yang Diduga Akan Loncat dari Atas Jembatan Semanggi]

Proses itu berjalan selama 11 jam, dan kurang lebih pada jam 09.00 WIB hari ini, Khin San bisa diturunkan. Dia sempat dibawa ke Poliklinik Biddokkes Polda Metro Jaya untuk diperiksa.

Berdasarkan pemeriksaan itu, Khin San diketahui memiliki fisik yang sehat. Namun ada dua luka baret cukup panjang di perutnya akibat terkena besi saat polisi memaksa dia turun tadi pagi. Selain itu, ada tato di bagian atas tubuhnya. Dokter pun belum mengetahui apakah kejiwaan Khin San terganggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com