Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Risma Terkait Jakarta Dianggap Salah Sasaran

Kompas.com - 09/04/2015, 23:45 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Keluhan Wali Kota Surabaya Tri Rismarini mengenai pelayanan Jakarta masih belum berbasi e-government, jalan-jalan berlubang dan banyaknya pekerjaan galian dianggap tidak tepat. Anggapan itu muncul dari pengamat tata kota Nirwono Joga yang mengatakan Risma tak bisa membandingkan Jakarta dengan Surabaya dalam hal tata kelola kota.

"Bu Risma tidak bisa membandingkan Jakarta dan Surabaya. Jakarta punya lima kotamadya dan satu kabupaten. Bu Risma cuma satu kotamadya," kata Nirwono saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/4/2015).

Meskipun, Nirwono mengakui Surabaya memiliki beberapa keberhasilan, hal tersebut tidak serta merta dapat diterapkan di Jakarta. Jakarta dinilai punya masyarakat yang lebih heterogen, sehingga sulit untuk diselesaikan dengan cara-cara seperti di Surabaya.

“Persoalannya tidak mudah. Misal ada kisruh DPRD-Gubernur, urbanisasi seluruh wilayah Indonesia ke Jakarta, tata ruang kota dan kemacetan yang tak kunjung rampung. setidaknya dibutuhkan visi Jakarta yang lebih maju dan sebanding dengan kota-kota dunia,” kata Nirwono.

Nirwono menilai Risma perlu melihat kesulitan yang dihadapi oleh Gubernur DKI Jakarta dalam menangani tata kota Jakarta. Beberapa diantaranya soal sampah, tata kota dan jalanan yang kerap kali rusak.

Tingkat internasional Jakarta, kata Nirwono, lebih tepat disejajarkan dengan beberapa kota besar di wilayah Asia. Sehingga daya saingnya akan terlihat secara luas dan tidak terbatas persoalan-soalan kecil semata.

“Kinerja Pak Ahok perlu dibandingkan dengan kota-kota di Singapura, Kuala Lumpur, Manila, Bangkok dan Melbourne. Baru kita bisa bersaing,” ucap Nirwono.

Sehingga gelaran Adipura bagi semua kota-kota di Indonesia harusnya tidak diikuti oleh Jakarta. Sebab, kelas Jakarta harus setara nasional.

"Merasa kurang tepat kalau Jakarta diikutkan Adipura. Itu kan tingkat nasional, salah satunya Surabaya,” kata Nirwono.

Ahok tentu ditantang untuk bisa mewujudkan kota yang layak huni. Dari sana, nanti bisa terlihat bagaimana perkembangan kota Jakarta yang dikategorikan sebagai kota besar di dunia. Salah satunya dengan penilaian indeks manusia. Salah satu perwujudan kesiapan Jakarta sebagai kota layak huni bertaraf internasional, menurut Nirwono, bisa dilihat dari pagelaran internasional yang diselenggarakan di ibukota ini.

“Sehingga kita tidak pada Asian Games semata yang itu pun terpaksa. Tapi, Olimpiade, misalnya Tokyo pada tahun 2020 nanti,” kata Nirwono.

Baca juga: #Jakarta Kota Besar "Trending Topics", Netizen Minta Ahok Baca

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com