Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Keimigrasian Dipertanyakan Terkait Kasus 33 WNA Asal Tiongkok

Kompas.com - 08/05/2015, 12:45 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keimigrasian di Indonesia kembali dipertanyakan tugasnya setelah terungkapnya 33 Warga Negara Asing (WNA) asal Tiongkok yang melakukan cyber crime di Jalan Kenangan, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Para WN asal Tiongkok itu ditangkap oleh Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Rabu (6/5/2015) lalu.

"Ini bukti sistem pengawasan pemerintah lemah. Apalagi soal keimigrasian," kata Kriminolog Universitas Indonesia Kisnu Widagso, Jumat (8/5/2015).

Visa dari 33 WNA asal Tiongkok itu belum diketahui secara pasti tujuannya. Kendati demikian, berdasar penyelidikan mereka memiliki paspor resmi.

Kisnu mengatakan selama ini yang kerap kali menjadi sasaran tembak masyarakat jika ada kasus kejahatan cyber crime dan WNA lainnya merupakan penegak hukum. Namun, ada unsur pemerintah lainnya yang perlu disasar.

"Ternyata ada faktor selain dari sistem peradilan pidana, lemahnya pengawasan imigrasi terhadap orang asing," ucap Kisnu.

Lemahnya pengawasan dari Imigrasi dianggap sebagai celah WNA dapat melakukan kejahatan di Indonesia. Tak heran, jika nantinya banyak WNA yang berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk melakukan kejahatan.

Kisnu mencontohkan lemahnya pengawasan imigrasi dilihat dari maraknya WNA yang overstay di Indonesia. Petugas Imigrasi tampak kewalahan memantau para WNA yang bermasalah tersebut.

"Sekarang cek aja. Ada orang Nigeria yang overstay dua tahun. Logikanya kok bisa? Kan harusnya ketahuan," kata Kisnu.

Kendati demikian, Kisnu juga meminta peran aktif dari masyarakat untuk mengawasi lingkungannya. Dengan begitu, nantinya ada tercipta sinergitas antara masyarakat, penegak hukum dan aparatur negara itu sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com