Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangunan PKL Digusur, Jalan Pluit Raya Utara dan Selatan Akan Terhubung

Kompas.com - 23/05/2015, 11:34 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pembongkaran dan penggusuran 63 bangunan pedagang kaki lima (PKL) di Jl. Pluit Raya, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut), Jumat (22/5/2015), diharapkan bisa mengembalikan jalan penghubung antara Jl. Pluit Raya sisi utara dan selatan.

"Nanti akan langsung kita buat jalan inspeksi agar jalan Pluit Raya Utara dan Selatan bisa nyambung sehingga diharapkan dapat mengurai kemacetan di antara dua ruas tersebut," ujar Koordinator Normalisasi Waduk dan Kali DKI Jakarta, Heryanto, Sabtu (23/5/2015).

Berdasarkan pantauan, di atas bangunan selebar empat meter yang didirikan kedai PKL, terdapat saluran air yang juga terhubung antara ruas jalan sisi selatan dengan utara. Rencananya, akan dilakukan pengerasan terlebih dahulu di jalan tersebut pada lokasi tersebut sebelum dipasangkan beton tanpa menutup saluran air yang ada.

Caranya, dengan memberi dua macam lapisan batu-batuan, kasar dan halus, berupa batu sungai (kali).

"Kita juga sudah lakakukan proses makadam, tadi malam. Ada 20 truk yang disiapkan. Nanti akan kita betonisasi supaya bisa layak untuk dilintasi kendaraan," papar Heryanto.

Proses refungsi lahan PKL tersebut memang akan dikembalikan sesuai peruntukan awal, yakni jalan, taman dan saluran. Rinciannya, dua ruas jalan di Jl. Pluit Raya II akan dilebarkan menjadi 10 meter dari lebar semula 6 meter. Lalu pembatas jalan di bagian tengah selebar 4 meter akan disulap menjadi taman dan ditanami sejumlah tanaman hias.

Sebelumnya, 470 personel Satpol PP gabungan dikerahkan untuk membongkar 63 bangunan PKL dan hunian ilegal di kawasan tersebut. Dari jumlah tersebut, ada 45 berupa bangunan PKL dan 18 hunian yang menyatu sekaligus PKL yang ikut digusur.

Bangunan-bangunan itu berjejer sepanjang 200 meter Jl. Pluit Raya II, di sisi kiri dan kanan jalan. Penertiban tersebut dilakukan berdasarkan acuan Peraturan Daerah (Perda) No 8 tahun 2007 tentang ketertiban umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com