Meskipun keributan terjadi di lingkungannya, ia mengaku tak merasa terusik. "Saya tidur sajalah. Sudah biasa kan. Dulu waktu penertiban Waduk Pluit juga 1.000 orang ancam nyerbu rumah saya. Ya sudah seringlah kayak begitu, sudah risiko," kata Basuki di Balai Kota, Rabu (27/5/2015).
Basuki mengaku tidak khawatir dengan gelombang aksi unjuk rasa yang lebih besar lagi terhadap dia. Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, mereka yang bersikeras menolak penggusuran ini bermukim di sepanjang 2,8 kilometer bantaran Kali Ciliwung Lama yang seharusnya steril dari permukiman apa pun.
Jika Kali Ciliwung meluap, pintu air Manggarai harus dibuka agar Istana tidak terendam. Air yang meluap itu akan dibuang ke arah Gunung Sahari. Sementara itu, di Gunung Sahari terdapat rumah pompa yang kapasitasnya terbatas.
Belum lagi, di Jembatan Merah terdapat jalan di samping sungai sepanjang 2,8 kilometer yang diduduki oleh warga untuk dijadikan permukiman. Dari arah tersebut, air akan dibuang ke Pasar Ikan. Jika area tersebut tidak sanggup menampung, maka aliran air akan masuk ke Waduk Pluit, sebelum akhirnya ke laut.
"Yang 2,8 kilometer ini diduduki warga, sampai tinggal 1-2 meter lebarnya, jadi dangkal. Sekarang kamu mau 10 juta orang mengalami kesusahan atau memindahkan mereka?" kata Basuki.
Apabila area sepanjang 2,8 kilometer tersebut sudah bersih dari permukiman, maka dipastikan jalan inspeksi baru akan ditambah sepanjang 5-6 kilometer dari Gunung Sahari, serta bisa tembus ke Mangga Dua dan Pinangsia.
"Saya tetap akan tegas. Mau demo saya, mau nyerang rumah saya, tetap akan saya bongkar. Ini supaya Jakarta enggak banjir, enggak macet," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.