Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Di Jakarta Mudah Cari Uang, asal Jangan Rugikan Orang Lain

Kompas.com - 01/06/2015, 11:40 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku memberi izin kepada pedagang kaki lima (PKL) untuk berdagang di lingkungan Monumen Nasional (Monas). Hal itu dilakukannya saat masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI mendampingi Joko Widodo yang menjadi Gubernur DKI Jakarta. 

"Ingat enggak waktu kami masuk (di Jakarta), Monas steril tidak ada PKL. Sejak kami menjabat, Monas baru bisa ada PKL yang berdagang dan Pak Jokowi yang kasih izin (PKL berdagang di Monas)," kata Basuki di Balai Kota, Senin (1/6/2015). 

Dahulu, lanjut Basuki, tidak boleh ada penyelenggaraan berbagai acara, termasuk Lebaran Betawi di Monas. Kemudian, Jokowi-Basuki memutuskan untuk menyelenggarakan acara-acara itu di Monas.

Saat itu, mereka juga berpikir lebih baik DKI menata PKL untuk dapat berjualan di taman meskipun hal itu melanggar Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum (Tibum).

Tak hanya itu, saat itu mereka juga berpikir luasnya lahan Monas dapat digunakan pelaku usaha kecil menengah serta PKL untuk berdagang dan mencari nafkah. Saat itu, Jokowi-Basuki juga berniat untuk membangun sebuah pameran di ruang bawah tanah Monas.

"Tapi, apa yang terjadi? Banyak oknum ormas aparat yang manfaatin jual lapak dan digaris-garisi (dibatasi). Kami kan juga punya Lapangan IRTI Monas. Di sana kami temukan hampir semua orang adalah supplier dan IRTI Monas dijadikan gudang untuk menyuplai barang-barang dagangannya PKL masuk Monas. Nah, ini namanya PKL ngelunjak," kata Basuki kesal. 

Oleh karena itu, Basuki memutuskan untuk menertibkan PKL Monas. Tak hanya itu, Pemprov DKI dan CSR Rekso Group membuat program penertiban PKL Monas dengan Lenggang Jakarta. Setelah didata, ada sekitar 1.000 PKL yang berdagang di IRTI Monas.

Tak hanya saat penertiban PKL Monas, kini mereka kembali marah-marah karena DKI menyelenggarakan Lenggang Jakarta.

Untuk menyeleksi pedagang yang berdagang di Lenggang Jakarta, Basuki memberi syarat hanya pedagang yang punya KTP DKI yang bisa masuk ke Lenggang Jakarta. Sementara itu, PKL Monas kebanyakan merupakan pedagang non-DKI.

"Dasarnya, kami tetap ingin menolong PKL untuk punya tempat dagang. Jakarta ini mudah mau cari uang, asal ada tempatnya, tetapi kamu enggak bisa dong manfaatkan tempat dengan merugikan orang lain dan buat macet. Kalau Anda menzalimi hak orang itu bukan dizalimi namanya, tetapi Anda berengsek, itu yang kami lawan," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com