Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Esrina Mencari Keadilan hingga ke Mabes Polri

Kompas.com - 16/06/2015, 09:15 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Hermansyah Tampubolon (30) terkejut ketika salah satu petugas sekuriti gereja memukul mobilnya. Dia buru-buru menginjak rem.

"Salah jalan, kau. Putar lagi sana," hardik sang petugas sekuriti.

Pria kelahiran Aceh Tenggara itu tidak terima. Sudah lama dia menjadi umat di GBI WTC, Kelurahan Lengkong Karya, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang, baru kali ini ia disebut salah jalan.

Hermansyah turun dari mobilnya, bertanya apa benar dirinya salah jalan. Petugas sekuriti itu ngotot. Urat pendek, cekcok mulut pun terjadi. Niat Hermansyah menjemput sang ibunda di gereja terhalang.

Tidak hanya cekcok mulut, dia dan petugas sekuriti gereja terlibat baku pukul. Sempat dipisahkan, petugas sekuriti memanggil empat rekannya lagi. Singkat cerita, Hermansyah jadi korban pengeroyokan.

Dengkul Esrina Pangaribuan (57) lemas seketika saat matanya mendapati sang putra berlumuran darah. Ia menangis meraung-raung melihat para petugas sekuriti menjadikan anaknya bulan-bulanan.

"Suami saya baru meninggal dua hari lalu. Jangan kau kasih mati lagi anak saya," jerit Esrina.

Esrina yang bekerja sebagai tukang urut panggilan itu membawa putranya ke rumah sakit terdekat. Anaknya menderita delapan jahitan di kepala dan luka di sekujur tubuh.

Peristiwa itu terjadi pada 15 Maret 2015 pukul 18.00 WIB. Esrina menceritakannya kembali kepada wartawan pada Senin (15/6/2015) kemarin di kompleks Mabes Polri, Jakarta.

Sesekali Esrina menitikkan air mata saat menceritakan pengalaman sedihnya tersebut.

"Sekarang, telinga anak saya tidak bisa dengar. Dia harus mendekat ke sumber suara untuk bisa mendengar. Anak saya sudah cacat seumur hidup," ujar dia.

Kedatangannya ke Mabes Polri adalah untuk mengadukan buruknya pelayanan di Polsek Serpong. Sejak kejadian naas hingga detik ini, polisi belum juga menangkap para pelaku.

Petugas sekuriti hanya ditahan sehari

Esrina mengatakan, sejak kejadian, Kepolisian Sektor Serpong telah menangkap seorang pelaku, yakni petugas sekuriti yang pertama kali beradu mulut dengan putranya. Namun, pelaku hanya ditahan satu hari. Entah atas alasan apa.

"Ada Brimob namanya M, dia menangguhkan pelaku. Rupanya, pelaku ini ipar si Brimob itu," ujar Esrina.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com