Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendala Terbesar Kenapa ERP Belum Bisa Diterapkan di Jakarta

Kompas.com - 16/06/2015, 15:42 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Electronic Road Pricing (ERP) belum juga diterapkan di Jakarta. Padahal sistem jalan berbayar tersebut telah diuji coba sejak 2004. Lantas, apa kendala terbesarnya?

Menurut Kepala UP ERP Leo Amstrong, kendala terbesar ERP belum terlaksana adalah belum adanya Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang membawahinya. Sebab, BLUD lah yang nantinya mengelola sistem ERP tersebut.

"Selama belum ada BLUD kami belum dapat melakukan lelang. Setelah BLUD terbentuk, kemudian baru bisa lelang," kata Leo seusai Dialog Publik tentang Electronic Road Pricing (ERP) di Jakarta, Selasa (16/6/2015).

Sebagai informasi, BLUD merupakan badan yang mengatur sebuah layanan yang bersifat kedaerahannya.

Dengan adanya BLUD, uang yang diperoleh dari sebuah layanan tersebut bisa dimanfaatkan untuk keperluan memperbaiki layanan.

Sehingga dalam sistem ERP, uang dari hasil pemotongan saldo tiap kendaraan melintas di daerah ERP akan dimanfaatkan pula untuk transportasi.

Tujuan ERP adalah untuk membatasi penggunaan transportasi pribadi, sehingga uang retribusinya juga seharusnya digunakan untuk memperbaiki transportasi umum.

Saat ini, kata Leo, BLUD belum bisa terbentuk. Sebab prosesnya masih terkendala di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah.

Namun, diharapkan prosesnya akan selesai secepatnya. Sehingga setelahnya UP ERP akan meneruskan prosesnya ke Biro Hukum untuk membentuk BLUD.

Proses itu kemungkinan memakan waktu dua hingga tiga pekan. Untuk menyelesaikan BLUD juga dibutuhkan Peraturan Gubernur (Pergub).

Karena itu, Leo berjanji untuk segera menyelesaikan urusan tersebut supaya sistem ERP memasuki lelang operator. Selain itu, menurut Leo, ERP merupakan sistem yang konsepnya menyeluruh.

"Ini projek utuh yang membutuhkan waktu panjang, multiyears. Sementara APBD itu single years, jadi harus dipikirkan itu juga," kata dia.

Ia pun berharap semua pemangku kebijakan bisa bekerja sama dalam mempercepat proses terimplementasikan ERP ini. Bila sudah melewati proses lelang, maka ia percaya akan ada akselerasi perkembangan dari ERP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com