Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Terdampak Pembebasan Lahan Jalur Kereta Bandara Ditawari Bekerja di PT KAI

Kompas.com - 04/08/2015, 18:10 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Anggota Tim Pendamping Pembebasan Lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI), Lubis, menyebutkan, warga yang terdampak pembebasan lahan diberi kesempatan bekerja di PT KAI.

Untuk pembangunan jalur kereta ke Bandara Soekarno-Hatta, ada sebanyak 815 bidang tanah yang dibebaskan di delapan kelurahan dari lima kecamatan di Tangerang.

"Ini murni atas dasar permintaan warga. Istilahnya, warga sudah mau mengorbankan tanahnya, jadi kita kasih kebijakan. Ini kebijakan direksi," kata Lubis saat ditemui di Kantor Kelurahan Suka Asih, Selasa (4/8/2015). [Baca: Naik Kereta Bandara, dari Manggarai ke Soekarno-Hatta 57 Menit]

Menurut Lubis, tidak ada lowongan yang spesifik yang disediakan bagi warga untuk bekerja di PT KAI. Namun, untuk bisa berkarier di sana, PT KAI tetap menerapkan standar-standar tertentu, seperti kecakapan dalam bekerja.

Lubis tidak menjelaskan lebih lanjut apa saja syarat dan standar kecakapan bekerja seperti apa yang telah disebutkan sebelumnya itu.

Untuk satu bidang tanah, lowongan pekerjaan yang disediakan oleh PT KAI ialah hanya satu orang. Jika ada 815 bidang tanah yang dibebaskan, lowongan pekerjaan yang disediakan adalah 815 juga.

Kebijakan tersebut telah disampaikan pada awal perencanaan pembebasan lahan di Tangerang. Saat ini, tahapan sudah sampai pada pelaksanaan. Nilai jual tanah milik masing-masing warga dihargai oleh tim penilai. Hal tersebut berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2012 tentang Pengadaan Lahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com