Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Alasan Pencopotan Wali Kota Jakarta Selatan Mengejutkan"

Kompas.com - 12/08/2015, 09:21 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi A DPRD DKI, Syarif, bingung dengan alasan pencopotan Syamsuddin Noor sebagai Wali Kota Jakarta Selatan yang dinilai tidak tegas. Sebab, alasan tersebut dinilai begitu subyektif dan tidak memiliki indikator yang tepat.

"Wali Kota Jaksel itu memang dia sudah lama menjabat hampir dua tahun ya. Jadi, proses evaluasi sepertinya sudah banyak dilakukan. Cuma alasan yang mengejutkan itu Syamsuddin Noor dibilang kurang tegas. Itu sebenarnya agak-agak mengganggu," ujar Syarif ketika dihubungi, Rabu (12/8/2015).

Syarif mengatakan, sebelum pengganti Syamsuddin Noor, Tri Kurniadi, dilantik, DPRD akan melakukan rapat pertimbangan terlebih dahulu. Di dalam rapat tersebut, pasti dipertanyakan apakah pengganti Syamsudin Noer bisa lebih tegas?

"Kalau Syamsuddin dianggap tidak tegas berarti penggantinya harus tegas dong," ujar Syarif.

Syarif ragu pengganti Syamsuddin Noor nantinya akan lebih tegas. Sebab, memang tidak ada indikator tertentu melihat sebuah ketegasan. Lagi pula, idealnya, kata Syarif, sebelum pencopotan dilakukan sebaiknya dilakukan peringatan terlebih dahulu.

"Ukuran ketegasan itu subyektif. Seharusnya kasihlah Pak Syamsuddin diberi peringatan dulu. Kalau kesalahannya berulang-ulang, baru boleh dikenakan pencopotan. Tapi, kalau ga ada peringatan, sudah pencopotan, ya bagaimana ya," ujar Syarif.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bakal mencopot Syamsuddin Noor dari jabatan Wali Kota Jakarta Selatan. Basuki pun akan melantik Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi menjadi Wali Kota Jakarta Selatan. Basuki mengungkapkan alasan pemecatan Syamsuddin Noor.

"Karena beberapa kali saya minta dia tegas tindak lurah-lurahnya soal PKL (pedagang kaki lima), soal kerja lapangan, tidak pernah dituruti," kata Basuki.

Menurut Basuki, Syamsuddin merupakan orang baik yang tidak korupsi. Namun, dia tidak tegas merealisasikan program unggulan di Jakarta Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com