Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kendala Lahan, Ini Alasan RS Kanker DKI Tetap Diprogramkan di 2016

Kompas.com - 28/08/2015, 11:34 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono menjelaskan alasan pencantuman program pembangunan rumah sakit Sumber Waras pada rencana kegiatan dan anggaran pemerintah daerah (RKAPD) 2016.

Ia menyebut hal itu karena pembangunan RS Kanker masuk dalam program berkelanjutan yang diatur dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).

"Pengadaan RS Kanker itu harus berkelanjutan. 2015 pembelian lahan, 2016 pembangunan. Kalau tidak dianggarkan nanti salah," kata Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (28/8/2015).

Heru mengakui pelaksanaan program tersebut akan terganjal pada penyediaan lahan. Karena belum siapnya lahan yang dibeli, dalam hal ini lahan milik RS Sumber Waras.

Karena itu, ia menyatakan Pemprov DKI tak mempermasalahkan apabila DPRD hendak mengoreksi program tersebut. "Tapi kalau memang mau dicoret ya enggak apa-apa, silakan," ujar dia.

Sebelumnya, anggota Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta Syarif mempertanyakan pencantuman program pembangunan RS Kanker pada RKAPD 2016. Adapun poin yang dipertanyakan oleh DPRD adalah mengenai lahan yang akan digunakan.

Menurut Syarif, bila memang lahan yang akan digunakan untuk pembangunan RS Kanker pada tahun 2016 adalah lahan di RS Sumber Waras, maka hal itu patut dipertanyakan. Sebab, kata dia, lahan yang dibeli seharga Rp 755 miliar itu tidak bisa langsung digunakan setidaknya dalam kurun waktu dua tahun.

Sebagai informasi, dalam kunjungan kerja DPRD ke RS Sumber Waras pekan lalu, Direktur RS Sumber Waras Abraham Tedjanegara mengatakan butuh waktu dua tahun untuk bisa mengosongkan lahan yang dibeli oleh Pemprov DKI.

Saat ini, di atas lahan tersebut masih terdapat bangunan yang menjadi bagian dari RS Sumber Waras.

Atas dasar itu, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi menyarankan agar Pemerintah Provinsi DKI membatalkan pembelian lahan milik RS Sumber Waras. Sebab, ia menilai lahan tersebut sarat masalah.

"Tanahnya tidak siap pakai. Dua tahun harus dipindahin dulu barang-barangnya. Konstruksi tiga tahun. Jadi butuh waktu lima tahun (untuk pengoperasian RS Kanker)," kata Sanusi dalam kunjungan yang dilakukan pada Rabu (26/8/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com