Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua RT di Rusun Tipar Cakung Protes Petugas Dinas Perumahan Sidak Tanpa Sepengetahuannya

Kompas.com - 10/09/2015, 13:43 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengosongan unit rusun yang dihuni penghuni ilegal di Rusun Tipar Cakung, Jakarta Timur, diwarnai aksi protes warga. Dengan berbagai alasan, warga sempat terlibat debat dengan petugas penertiban. Meski ada protes, pengosongan tetap saja dilakukan petugas.

Aksi protes dilakukan salah satunya oleh penghuni unit 1.08 lantai 1 di Rusun Tipar Cakung. Unit rusun atas nama Herenawati itu telah berpindah tangan. Penghuni barunya adalah seorang nenek bernama Akim Kurnia (66).

Petugas yang datang menertibkan langsung menyegel dan mengosongkan perabotan di dalam unit tersebut. Melihat ada pengosongan ini, seorang ketua RT setempat mendatangi petugas dan melakukan protes.

"Kok enggak ada pemberitahuan ke kita pengurus RT. Harusnya ada pemberitahuan ke kami," kata ketua RT 03 RW 10 di rusun tersebut kepada petugas rusun yang mengosongkan perabotan.

Namun, protes ketua RT ini dimentahkan oleh petugas yang bertanggung jawab melakukan penertiban. "Namanya penertiban kita enggak bisa Pak kasih tau. Nanti bocor ke mana-mana warganya sudah tidak ada," jawab petugas.

Ketua RT 03 RW 10 beralasan, bahwa seharusnya penertiban itu telah sepengetahuan dirinya. Apalagi, yang menempati unit 1.08 yang sedang ditertibkan itu adalah wanita paruh baya yang disebut tinggal sebatang kara.

"Kasihan kan di sini juga orangtua, jualan nasi uduk di situ," ujarnya.

"Tidak bisa Pak. Tidak ada pengecualian. Harusnya pak RT mendampingi. Bapak ketemu Kepala Dinas (Perumahan) saja. Ada di bawah," jawab petugas.

Nenek Akim yang mengetahui tempat tinggalnya dikosongkan, terlihat sedih. Wanita paruh baya itu hanya terdiam melihat petugas mengangkati perabotan di dalam rusun. Sebagian warga membela Nenek Akim yang telah menempati rusun itu selama dua tahun.

"Kasihlah jenjang waktu. Kasihan ibu ini janda. Enggak boleh begitu. Kasihan Pak ini sebenarnya nenek-nenek. Tunggu nek, saya mau ngadep ke atas," seru seorang perempuan dengan lantang.

Sementara itu, Nenek Akim mengaku, ia dapat menempati rusun itu dari seorang kenalannya. Pemilik rusun itu menyerahkan rusun ke Nenek Akim karena pindah kerja di Kalimantan. Nenek Akim mewarisi tunggakan Rp 18 juta dari pemilik asli rusun, yang baru dibayarnya Rp 10 juta.

"Saya dikasih Rp 10 juta sama yang punya. Kalau suruh bayar semua sekaligus sekarang saya tidak sanggup. Tapi kalau tiap bulan Rp 340.000, masih kuat saya cicil," ujar Nenek Akim.

Ia tak tahu harus tinggal di mana lagi dengan dikosongkannya tempat tinggalnya di rusun tersebut. "Makanya saya bingung mau ke mana. Saudara enggak punya," ujarnya sambil menyeka air mata.

Sebelumnya, sekitar 50 unit rusun yang ditempati tidak sesuai ketentuan di Rusun Tipar Cakung dikosongkan oleh petugas. Petugas yang menertibkan langsung mengosongkan unit rusun dan membawa perabotan warga ke gudang. Selain mengosongkan, petugas juga melakukan penyegelan.

Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI, Ika Lestari Aji mengatakan, penertiban menyasar 50 unit di rusun Tipar Cakung.

"Ini kegiatan untuk penertiban warga rumah susun yang tidak tertib. Ada 50 yang kita tertibkan," ujar Ika.

Menurut Ika, berbagai pelanggaran penghuni yang ditertibkan meliputi tidak mau membuat KTP rusun, tidak pernah ditempati, sampai dengan berpindah tangan dari pemilik sahnya.

"Pelanggaran yang ditindak, tidak mau membuat KTP rusun. Kalau tidak mau kemungkinan punya rumah di tempat lain. Kemudian yang jarang ditempati juga kita tertibkan. Karena kita masih banyak orang yang membutuhkan," ujar Ika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com