Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yenny Wahid: Bocah 8 Tahun yang Tewaskan Temannya Juga Harus "Ditolong"

Kompas.com - 20/09/2015, 19:12 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur the Wahid Institute Yenny Wahid berkomentar soal kasus anak berinisial R (8) yang menganiaya temannya, NA (8) hingga tewas di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Yenny mengungkapkan keprihatinannya atas peristiwa tersebut. Terlebih peristiwa itu terjadi di bulan yang bertepatan dengan Hari Perdamaian Internasional.

"Kami melihat sekarang, bahwa tawuran dan sebagainya anak-anak kecil itu sudah ikut berantem sampai ada membunuh. Nah ini kan keprihatinan kita semua. Kita berharap dengan mengajak masyarakat memperingati Hari Perdamaian Internasional, kita bisa mencegah hal-hal semacam itu terjadi lagi di masyarakat," ujar Yenny di Balai Kota DKI, Minggu (20/9/2015).

Yenny pun mengatakan, R tidak bisa dipenjara karena usianya yang masih anak-anak. Menurut Yenny, R juga merupakan seorang korban. Sebab, dia hanya mencontoh apa yang dia lihat di lingkungannya. Ketika dia sering melihat tindak kekerasan di sekelilingnya, dia bisa dengan mudah meniru.

"Walau pun pelaku, sebenarnya mereka korban. Anak kecil itu hanya menyerap apa yang ada di lingkungannya, kemudian dia serap menjadi perilaku, ketika dia melihat perilaku sekelilingnya dengan kekerasan, emosional, sehingga gampang melakukan aksi-aksi kekerasan. Itu yang dia praktikkan. Jadi dia adalah korban juga," ujar Yenny.

Yenny pun berpendapat, solusi untuk masalah ini adalah merehabilitasi anak pelaku penganiayaan. Hal tersebut agar R bisa keluar dari pola perilaku yang tidak baik selama ini.

Orang dewasa, kata Yenny, harus menolong dengan memberikan sanksi yang tidak membawa dampak buruk kepada R di usia dewasanya. "Jadi enggak bisa dihukum, kalau dihukum, dikurung, dia akan semakin parah, tapi harus ditunjukkan cara lain. Nanti kalau dia sudah dewasa takutnya akan lebih berbahaya lagi, yang paling penting itu diterapi," ujar Yenny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com