Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Aku Gemas Kakak, Orang-orang di Daerahku Enggak Mau Bergerak"

Kompas.com - 22/09/2015, 17:37 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Tim perumus sabangmerauke.org Meiske Demitria Wahyu menyebut program Sabang Merauke mengajarkan beberapa nilai kepada peserta yang berasal dari seluruh Indonesia. Nilai-nilai yang diajarkan antara lain toleransi, pendidikan, dan ke-Indonesiaan.

"Mengapa anak-anak Indonesia diajarkan ke-Indonesiaan, karena kadang-kadang mereka tahunya kesukuan seumur hidup. Ini supaya mereka bangga jadi Indonesia dan mau berkontribusi untuk bangsanya, bukan hanya sukunya," kata Meiske dalam seminar bertajuk gerakan sosial rayakan perbedaan yang digelar Group of Digital Kompas Gramedia di Bentara Budaya Jakarta, Selasa (22/9/2015).

Selain itu, Sabang Merauke pun mengajarkan keindahan Indonesia dan ingin menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang lebih damai dan toleran.

Oleh karenanya, peserta diharapkan dapat menghargai setiap perbedaan dengan merasakan langsung toleransi itu. (Baca: Keberagaman adalah Kekuatan Indonesia)

Soal nilai pendidikan yang diajarkan, Sabang Merauke mendorong anak-anak Indonesia untuk bermimpi lebih tinggi.

Awalnya, kebanyakan dari anak-anak peserta program Sabang Merauke hanya bercita-cita sebagai petani atau bidan.

"Kebanyakan awalnya akan menjadi petani dan bidan, bukan cita-cita itu tidak baik, tetapi kami mendorong mereka untuk bermimpi lebih tinggi lagi. Itu bukan hal yg muluk-muluk selama kamu (anak-anak) bekerja keras dan Tuhan mengizinkan," ujar Meiske.

Selain mendorong anak-anak untuk bermimpi tinggi, lanjut Meiske, program Sabang Merauke juga membuat mereka lebih berani dan mampu memberikan pengaruh positif di lingkungan daerah mereka tinggal.

"Dia (anak-anak) tidak hanya mampu bercerita tetapi dia pulang mempengaruhi sekolah dan lingkungan, dan bukan tidak mungkin mereka akan menjadi pemimpin di masa mendatang," kata Meiske.

Saat anak-anak itu kembali ke kampung halamannya setelah mengikuti program Sabang Merauke, Meiske mendengar beragam cerita dari mereka.

"Firstly, salah satu peserta Sabang Merauke asal Rote, bercerita di hadapan 400 masyarakat Rote setelah pulang dari Sabang Merauke. Dia bilang 'aku gemas kakak, orang-orang di daerahku enggak mau bergerak'," ujarnya.

Setiap tahunnya, program Sabang Merauke menerima 15 pelajar kelas 7 dan 8 dari ribuan pendaftar yang berasal seluruh penjuru Indonesia.

Mereka yang terpilih merupakan anak-anak yang aktif di lingkungannya, bukan anak-anak yang hanya pintar.

Sebagai informasi, program Sabang Merauke merupakan program pertukaran pelajar dari berbagai penjuru nusantara.

Dalam program tersebut, anak-anak akan mengikuti serangkaian program edukasi dan tinggal bersama keluarga angkat yang memiliki perbedaan kepercayaan.

Menurut Meiske, peserta program Sabang Merauke adalah anak-anak yang baru pertama kali keluar desanya. Mereka adalah anak muda Indonesia yang memiliki hati yang besar untuk bangsanya serta akan memiliki integritas tinggi. (Nursita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Megapolitan
PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

Megapolitan
Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Megapolitan
Selebgram di Bogor Digaji Rp 5,5 Juta Per Bulan untuk Promosikan Situs Judi Online

Selebgram di Bogor Digaji Rp 5,5 Juta Per Bulan untuk Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Megapolitan
Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Megapolitan
Cerita 'Single Mom' Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Cerita "Single Mom" Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Megapolitan
Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Megapolitan
Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi 'Online'

Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi "Online"

Megapolitan
Warga Terpukau Kemeriahan Puncak HUT Ke-497 Jakarta

Warga Terpukau Kemeriahan Puncak HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Setelah PKS-PKB, Anies Optimistis Ada Partai Lain yang Bakal Usung Dirinya di Pilkada Jakarta

Setelah PKS-PKB, Anies Optimistis Ada Partai Lain yang Bakal Usung Dirinya di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Sebut Pelaku Pembakaran Rumah di Jakbar Tak Gunakan Bensin, Hanya Korek Api

Polisi Sebut Pelaku Pembakaran Rumah di Jakbar Tak Gunakan Bensin, Hanya Korek Api

Megapolitan
Kesal Ditinggal Istri, AS Nekat Bakar Pakaian Hingga Menyebabkan Kebakaran di Jakbar

Kesal Ditinggal Istri, AS Nekat Bakar Pakaian Hingga Menyebabkan Kebakaran di Jakbar

Megapolitan
PKS Usung Anies pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Pilihan yang Realistis

PKS Usung Anies pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Pilihan yang Realistis

Megapolitan
Polisi Sempat Kesulitan Tangkap Pembakar Rumah di Jalan Semeru, Pelaku Kerap Berpindah

Polisi Sempat Kesulitan Tangkap Pembakar Rumah di Jalan Semeru, Pelaku Kerap Berpindah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com