Pada tahun 2008, penumpang yang tercatat dari penjualan tiket manual sekitar 450.000 orang per hari. Tahun 2015 sudah mencapai 850.000 orang. Bahkan pernah mencapai puncaknya menjadi 855.000 orang per hari.
Sementara pertumbuhan armada juga pesat, tahun 2015 sudah 840 armada dan tahun 2019 ditargetkan 1.400 armada (Kompas.com 16/6).
Pertumbuhan penumpang CL Jabodetabek tak lepas dari upaya PT KAI membenahi pelayanan, menata stasiun, dan menertibkan penumpang. Pelayanan lebih modern dan penerapan tiket elektronik berperan besar dalam menertibkan dan mengamankan pendapatan PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) dari kebocoran tiket.
Namun, saat ini PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) mengalami kesulitan menambah frekuensi perjalanan KRL CL untuk mengimbangi permintaan yang tumbuh sangat pesat.
Keterbatasan jaringan rel, listrik aliran atas (LAA), pelintasan sebidang, bercampurnya KRL dengan KA antarkota dan KA barang, serta sistem persinyalan menjadi kendala pengelola KA untuk menambah perjalanan KA.
PT KCJ hanya dapat meningkatkan kapasitas angkut dengan cara memperpanjang rangkaian KRL. Sebelumnya, KRL CL rata-rata 8 kereta, pada awal 2015 diperpanjang menjadi 10 kereta pada pertengahan tahun ini sudah ada beberapa KRL CL dengan rangkaian 12 kereta. (Akhmad Sujadi)
Baca berita selengkapnya di Kompasiana dengan judul "Commuter Line Volume Tumbuh Kenyamanan Berkurang".