Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Ahok Mau Gratiskan Pemakaman, Ini Kok Mau Bangun Makam Mewah"

Kompas.com - 26/09/2015, 08:31 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar tata kota asal Universitas Trisakti, Nirwono Joga, menyebutkan usulan Badan Anggaran DPRD DKI untuk membangun pemakaman mewah tidak sejalan dengan keinginan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Menurut Joga, Basuki atau Ahok ingin bisa menggratiskan pemakaman di Jakarta, sedangkan wacana pemakaman mewah yang disebut DPRD malah menuntut biaya yang tinggi.

"Isunya pemakaman mau digratiskan. Pak Ahok buka wacana, biaya pemakaman mau digratiskan, ini kok mau bangun makam mewah. Tentu ini bertentangan. Menurut saya, perbedaan ini harus dipertemukan," kata Joga saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/9/2015).

Usulan pemakaman mewah di Jakarta yang mirip dengan pemakaman San Diego Hills di Karawang, Jawa Barat, disampaikan anggota Badan Anggaran DPRD DKI Syahrial dalam rapat KUA-PPAS 2016, Selasa (22/9/2015).

Syahrial mengajukan hal tersebut karena dianggap berpotensi sebagai pendapatan daerah dari kalangan menengah ke atas yang selama ini memilih memakamkan sanak saudaranya di San Diego Hills. (Baca: DKI Krisis Lahan, Wacana Bangun Pemakaman Mewah Dinilai Tidak Pas)

Ketua Badan Anggaran DPRD DKI Mohamad Taufik menilai, jika kompleks pemakaman mewah jadi dibangun di DKI, maka pendapatan yang besar dari sana bisa untuk menyubsidi biaya pemakaman dan sewa di pemakaman umum.

Meski demikian, Joga melihat hal ini sulit dilakukan lantaran DKI sudah krisis lahan makam. Berdasarkan pengamatan Joga, saat ini, jumlah lahan makam DKI sudah sangat terbatas menampung jumlah warga yang meninggal sekitar 100 orang per hari.

Jika hal ini terus dibiarkan tanpa ada upaya menambah lahan makam dan terobosan lainnya, maka lahan makam di DKI hanya bisa untuk jangka waktu dua tahun lagi.

"Kondisi krisis lahan ini harus dibahas oleh DPRD. Konsep pemakaman mewah malah semakin menjauhkan makam sebagai fasilitas umum dan fasilitas sosial," tutur dia. (Baca: DPRD DKI Usulkan Penghapusan Biaya Pemakaman)

Menurut Joga, DPRD bisa mencontoh sejumlah terobosan yang dilakukan oleh pemerintah di luar negeri tentang pemakaman, dengan menerapkan kebijakan tertentu. Salah satu terobosan yang diterapkan di luar negeri adalah makam berdiri, tepatnya di Melbourne, Australia.

Di sana, meski dipandang cukup ekstrem, lahan makam untuk satu orang hanya menggunakan lahan 1x1 meter dengan kedalaman mencapai 2 meter. Jenazah dibungkus dengan bahan yang mudah hancur sehingga membantu proses pembusukan jenazah menjadi lebih cepat.

Bisa juga mendorong peraturan dengan melegalkan kremasi untuk agama tertentu yang memperbolehkan kremasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Megapolitan
Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Megapolitan
Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Tersangkut Kasus Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap Dalam Kondisi Sadar

Tersangkut Kasus Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap Dalam Kondisi Sadar

Megapolitan
Mayat yang Ditemukan Dalam Sarung di Pamulang Berjenis Kelamin Pria dan Berusia Sekitar 40 Tahun

Mayat yang Ditemukan Dalam Sarung di Pamulang Berjenis Kelamin Pria dan Berusia Sekitar 40 Tahun

Megapolitan
Polisi Otopsi Mayat Pria Terbungkus Kain yang Ditemukan di Tangsel

Polisi Otopsi Mayat Pria Terbungkus Kain yang Ditemukan di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com