Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditangkap Polisi, Bocah-bocah Pelaku Kericuhan Menangis

Kompas.com - 18/10/2015, 18:18 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menyebut sebagian besar pelaku kericuhan jelang Final Piala Presiden merupakan bocah di bawah umur. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang menangis ketika ditangkap dan dimintai keterangan polisi.

"Bayangkan, mereka kami tangkap langsung menangis. Usianya belasan tahun, mereka enggak mengerti apa-apa," kata Tito di Mapolda Metro Jaya, Minggu (18/10/2015). 

Menurut Tito, banyak anak yang ricuh karena ikut-ikutan saja. Bahkan, mereka juga terpengaruh banyaknya pesan singkat hoax yang beredar.

Tito menjelaskan, anak-anak ini belum mengerti pentingnya pertandingan final tersebut demi nama baik Persija Jakarta. Sehingga ia mengimbau media untuk tidak memberitakan hal-hal yang memicu keributan.

"Tolong sampaikan juga, kami harapkan dukung pertandingan ini tertib. Bukan untuk Persib dan Sriwijaya, tetapi untuk persepakbolaan Indonesia," kata Tito. 

Lebih lanjut, anak-anak yang ditangkap itu karena beberapa tindakan. Seperti melempar batu ke mobil, kelompok mencurigakan nongkrong di pinggir jalan, dan lain-lain.

Anak-anak yang ditangkap itu akan dipidana jika melakukan pengrusakan. "Kalau anak-anak yang ikut ikutan saja, kami amankan di sini (Mapolda Metro Jaya) selama 24 jam," kata Tito.

Hingga saat ini telah ada 186 orang yang diamankan akibat aksi anarkistis jelang final Piala Presiden antara Persib Bandung dan Sriwijaya FC Palembang di Mapolda Metro Jaya.

Sebagian orang yang ditangkap mengaku berstatus pelajar dan merupakan pendukung salah satu klub yang bertanding yakni Persib Bandung dan Sriwijaya FC Palembang.

Mereka ditangkap setelah tepergok melakukan aksi saling serang dan melempari batu ke kendaraan. Di antara pelaku terdapat salah seorang yang kedapatan membawa senjata tajam berupa pedang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com