Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taufik: Monas buat Pacaran Boleh, buat Mengaji Kok Enggak Boleh?

Kompas.com - 22/10/2015, 20:19 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam rapat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran Plafon dan Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) bersama UPT Monas, DPRD DKI Jakarta menyinggung pelarangan pengajian yang diajukan oleh Majelis Rasulullah.

Anggota Banggar, Ashraf Ali, bertanya kenapa kegiatan itu harus dilarang. Kepala UPT Monas Rini Hariyanti menjawab bahwa Monas merupakan kawasan steril yang tidak boleh dimasuki oleh pedagang kaki lima (PKL). Rini juga mengatakan, Presiden pertama RI Soekarno pernah meninggalkan pesan bahwa kegiatan keagamaan sebaiknya dilakukan di Masjid Istiqlal.

"Bung Karno itu waktu Monas dibangun pernah bilang, ada Masjid Istiqlal, untuk kegiatan keagamaan bisa dilakukan di sana. Untuk Monas, dia steril," ujar Rini dalam rapat Banggar di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Kamis (22/10/2015).

Jawaban itu pun direspons oleh anggota Banggar lain, Syarif. "Bu, Bung Karno itu enggak pernah ngomong begitu. Saya akan cek kebenarannya. Bung Karno itu Marhain, Monas itu buat rakyat. Dosa apaan PKL?" ujar Syarif.

Wakil Ketua Banggar Mohamad Taufik pun ikut nyeletuk. "Monas buat pacaran boleh, kok buat ngaji enggak boleh, Bu?" ujar Taufik.

Syarif melanjutkan, pesan Soekarno bukanlah melarang PKL untuk berjualan di Monas. Sebaiknya, PKL tersebut diatur dan bukan dilarang sepenuhnya. Dia mengatakan, anggota polisi dari Polres Jakarta Pusat pernah menyarankan agar PKL Monas ditempatkan di samping Polsek Gambir. Namun, saran tersebut ditolak Pemerintah Provinsi DKI. Pemprov justru membuat Lenggang Jakarta yang tidak bisa menampung semua PKL.

Sebelumnya, Gubernur DKI Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama tidak memberikan izin pengajian di Lapangan Monas. Menurut dia, hal tersebut semata-mata bertujuan untuk menjaga kesterilan kawasan tersebut dari PKL.

Basuki menyampaikan hal itu menanggapi adanya petisi di change.org yang memintanya mengizinkan kembali diadakannya pengajian di Monas. Petisi sendiri ditulis oleh Kurniadi yang menyebut bahwa Majelis Rasulullah hendak menyelenggarakan pengajian di lokasi tersebut pada November mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com